Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resmi Melantai Hari Ini, Saham Diagnos (DGNS) Kena ARA

Pada awal perdagangan, harga saham DGNS terpantau melesat 70 poin atau 35 persen persen di level Rp270 per lembar saham. Perdagangan DGNS pun langsung terhenti untuk sesi tersebut karena telah menyentuh batas ARA.
Ilustrasi. Kegiatan operasional Klinik Diagnos./diagnos
Ilustrasi. Kegiatan operasional Klinik Diagnos./diagnos

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) terkena auto reject atas (ARA) setelah resmi melantai di bursa pada Jumat (15/1/2021).

Pada awal perdagangan, harga saham DGNS terpantau melesat 70 poin atau 35 persen persen di level Rp270 per lembar saham. Perdagangan DGNS pun langsung terhenti untuk sesi tersebut karena telah menyentuh batas ARA.

Seperti diketahui, bagi saham dengan harga Rp200—Rp5.000, batas tertinggi kenaikan hariannya adalah 25 persen dari harga pembukaan. Jika menyentuh persentase tersebut, maka saham langsung terkena ARA.

Adapun kapitalisasi pasar emiten yang bergerak di bidang laboratorium kesehatan tersebut adalah sebesar Rp37,5 miliar.

Berdasarkan prospektus perusahaan, DGNS melepas 250 juta lembar saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Saham tersebut dibanderol sebesar Rp200 per lembar saham.

Dengan demikian, perusahaan menargetkan akan mendapatkan dana segar sebesar Rp50 miliar. Dalam rangka proses IPO ini, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Menurut rencana, dana yang diraih dari IPO ini akan digunakan untuk dua hal. Sebanyak 42,6 persen dana akan digunakan untuk pembangunan gedung utama dan sejumlah gedung cabang. DGNS juga akan melakukan pembelian kendaraan operasional dan peralatan laboratorium terkait.

Perinciannya, dana sebesar Rp8,35 miliar digunakan untuk pembelian peralatan, Rp4,95 miliar untuk membeli kendaraan, dan Rp8 miliar digunakan untuk pembangunan laboratorium.

"Sementara 57,4 persen sisanya akan digunakan untuk modal kerja Perseroan," demikian kutipan dari prospektus perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper