Bisnis.com, JAKARTA – Harga rata-rata gas alam cair (liquified natural gas/ LNG) kontrak di pasar spot Jepang mencapai US$8,6 per juta British thermal unit ( million British thermal unit/MMBtu) pada Desember 2020.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) Jepang mengungkapkan angka tersebut naik dari posisi November 2020 yang hanya US$6,8 per MMBtu.
METI dalam publikasi statistik harga spot LNG Jepang yang diterbitkan, Rabu (13/1/2021) juga mengungkapkan sepanjang Desember 2020, harga kedatangan LNG (arrival based) hanya US$6,8 per MMBtu.
Bisnis.com mencatat, terakhir kali harga LNG kontrak (contract based) di pasar spot Jepang berada di sekitar level US$8 per MMBtu adalah Januari 2019.
Sementara itu, Badan Administrasi Informasi Energi AS (US Energy Information Administration/EIA) mengungkapkan AS mengekspor LNG sebanyak 9,8 miliar kaki kubik per hari atau billion cubic feet per day (Bcf/d) sepanjang Desember 2020. Capaian itu naik 0,4 Bcf/d dari pengiriman November 2020.
“Kenaikan ekspor LNG AS itu didorong meningkatnya harga gas alam internasional dan harga LNG di Eropa dan Asia, pengurangan pasokan global pada beberapa fasilitas LNG global yang tidak terencana, serta musim dingin di sejumlah pasar konsumen LNG yang kebanyakan di Asia,” tulis EIA pada proyeksi energi jangka pendek (short term energy outlook/STEO) Januari 2021 yang dipublikasikan, Selasa (12/1/2021) waktu AS, atau Rabu (13/1/2021) WIB.
Harga LNG di pasar Japan Korea Market (JKM) yang merepresentasikan perdagangan di Jepang, Korea Selatan, China dan Taiwan, secara rata-rata berada di posisi US$10,82 per MMBtu pada Desember 2020, dimana capaian itu merupakan rata-rata bulanan tertinggi sejak 2018.
EIA memproyeksikan AS akan mengekspor LNG secara rata-rata sebesar 8,5 Bcf/d pada tahun ini dan 9,2 Bcf/d pada tahun depan. Proyeksi peningkatan ekspor LNG, lanjut EIA, didukung oleh sejumlah faktor.
“Termasuk pemulihan secara bertahap pada permintaan LNG global di pasar eksisting pasca-Covid19, permintaan LNG musim dingin yang tinggi di Asia, ekpansi fasilitas impor LNG di pasar eksisting dengan sejumlah negara yang diperkirakan akan menjadi importer LNG dalam dua tahun ke depan,” tulis EIA.