Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi Covid-19 Mulai Besok, Rupiah Diperkirakan Tetap Loyo

Pergerakan nilai rupiah pada esok hari masih akan dipengaruhi oleh kebijakan PPKM di wilayah Jawa-Bali.
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (5/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (5/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Dimulainya proses vaksinasi diprediksi tidak akan mempengaruhi nilai tukar rupiah yang masih akan melanjutkan pelemahan pada perdagangan Rabu (13/1/2021) esok.

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, pergerakan nilai rupiah pada esok hari masih akan dipengaruhi oleh kebijakan PPKM di wilayah Jawa-Bali. Hal ini diproyeksikan akan memperlambat proses pemulihan ekonomi khususnya di kuartal I/2021. 

Sementara dari luar negeri, ekspektasi perbaikan ekonomi AS, mendorong naiknya imbal hasil obligasi di AS. Hal tersebut mendorong investor kembali memburu mata uang dolar AS.

Ia melanjutkan, sentimen dimulainya proses vaksinasi virus corona di Indonesia belum akan mempu mendorong rebound mata uang garuda.

"Hal tersebut karena disaat yang bersamaan sentimen tapering off yang dilakukan AS akan mendorong penguatan lanjutan dolar AS," jelasnya saat dihubungi pada Selasa (12/01/2021).

Yusuf memperkirakan, pergerakan nilai rupiah pada Rabu besok akan berada di level Rp14.290 hingga Rp14.300.

Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai rupiah masih rentan melanjutkan pelemahan pada perdagangan Rabu (13/1/2021) 

"Rupiah kemungkinan akan diperdagangkan pada kisaran Rp14.110 – Rp14.150 per dolar AS," tulisnya dalam riset harian.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (12/1/2021), rupiah ditutup koreksi 0,04 persen menjadi Rp14.130 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah masih tumbuh 0,57 persen.

Pada saat bersamaan, indeks dolar AS menguat 0,03 persen menjadi 90.500.

Di regional Asia Pasifik, mata uang garuda tidak melemah sendirian. Won Korea Selatan terpantau turun 0,25 persen, dan Ringgit Malaysia turun 0,20 persen.

Ibrahim mengatakan kenaikan imbal hasil pemerintah di Amerika Serikat yaitu Treasury AS menunjukkan investor mengantisipasi belanja pemerintah yang lebih tinggi di bawah Pemerintahan Joe Biden.

“Ekspektasi itu mendorong dolar AS terus menguat,” tulis Ibrahim dalam riset harian.

Dari dalam negeri, sentimen positif kedatangan 15 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 tahap tiga di Bandara Soekarno-Hatta tak mampu mengangkat harga rupiah.

Adapun, pemerintah akan segera mendistribusikan bahan baku vaksin tersebut ke laboratorium milik Bio Farma untuk ditindaklanjuti. Proses vaksinasi rencananya akan dilaksanakan pada besok hari, Rabu (13/1/2021) dengan Presiden RI Joko Widodo menjadi yang pertama kali mendapatkan vaksin.

Ibrahim melihat fokus investor akan mengarah ke pidato Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde pada Rabu (13/1/2021) dan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada Kamis (14/1/2021) untuk mengetahui pandangan moneter bank sentral utama dunia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper