Bisnis.com, JAKARTA - Empat hari setelah CEO Tesla Elon Musk mendorong pengikutnya Twitter untuk menggunakan Signal, aplikasi pesan terenkripsi yang didanai oleh organisasi nirlaba, mendorong investor memborong saham Signal Advance.
Padahal, Signal Advance adalah manufaktur komponen kecil yang sahamnya diperdagangkan secara over the counter (OTC). Bukan perusahaan yang menaungi Signal, aplikasi pesan berbayar yang kini diunduh hingga 7,5 juta instalasi, baik melalui Apple App Store dan Google Play.
Selama sesi perdagangan Senin (11/1/2021), dikutip dari CNBC, saham Signal Advance naik 438 persen dan mencapai level tertinggi US$70,85, naik dari harga penutupan 60 sen pada 6 Januari 2021, sehari sebelum cuitan Elon Musk.
Saham melihat volume perdagangan tertinggi sejak go public pada 2014. Pada perdagangan Senin lalu, lebih dari 2 juta saham berpindah tangan, sedangkan pada 4 Januari, tidak ada satupun saham yang diperdagangkan.
Signal Advance, yang dilaporkan tidak menerima pendapatan pada tahun 2015 dan 2016, sekarang bernilai lebih dari US$3 miliar. Demam pembelian yang dimulai segera setelah pernyataan Elon Musk menggambarkan masalah yang sering muncul di pasar saham ketika orang-orang berinvestasi di perusahaan yang salah karena kesalahan nama.
Kasus serupa terjadi pada 2019 ketika beberapa orang membeli saham Zoom Technologies, yang simbol tickernya adalah ZOOM tetapi bukan layanan panggilan video trendi Zoom Video Communications, yang diperdagangkan di bawah simbol ZM. Tahun lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS menghentikan perdagangan Teknologi Zoom, sebagian karena kebingungan terkait hubungannya dengan Video Zoom.
Baca Juga
Satu-satunya karyawan penuh waktu di Signal Advance Chris Hymel tidak segera menanggapi permintaan komentar pada hari Senin.