Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belum Setengah Jam, Saham IPO DCII Langsung Kena ARA

Hanya berselang beberapa menit dari awal perdagangan, harga saham DCII langsung melambung ke level 525 per saham atau naik 25 persen.
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT DCI Indonesia (DCII) terkena auto reject atas (ARA) pada perdagangan pertamanya, Rabu (6/1/2021).

Hanya berselang beberapa menit dari awal perdagangan, harga saham DCII langsung melambung ke level 525 per saham atau naik 25 persen. Pun, perdagangannya langsung terhenti untuk sesi tersebut karena telah menyentuh batas ARA.

Seperti diketahui, bagi saham dengan harga Rp200—Rp5.000, batas tertinggi kenaikan hariannya adalah 25 persen dari harga pembukaan. Jika menyentuh persentase tersebut, maka saham langsung terkena ARA.

DCII baru saja melakukan initial public offering (IPO) dengan melepas sejumlah 357.561.900 saham baru atau setara dengan 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan. Harga penawaran sebesar Rp420 per saham.

Perseroan sekaligus menjadi emiten kedua yang mencatatkan sahamnya di bursa pada 2021. Emiten yang menunjuk PT Buana Capital Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek ini juga menjadi emiten ke 742 di bursa.

CEO DCI Indonesia Toto Sugiri menjelaskan langkah perusahaan masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui IPO merupakan bagian dari strategi perseroan untuk melanjutkan kinerja positif perusahaan.

Dia menyebut dana lebih dari Rp 150 miliar yang terkumpul dari IPO ini sebagian besar akan digunakan untuk belanja modal yakni sekitar 80 persen dan sisanya untuk modal kerja perseroan.

Rencananya pada kuartal I/2021 ini perseroan akan mengoperasikan empat gedung data center dengan total kapasitas 37 MegaWatt (MW) untuk memenuhi permintaan pasar di Indonesia.

“Hal ini memberi kami landasan yang kuat untuk mengembangkan bisnis kami dalam mendukung kesiapan data center Indonesia menghadapi persaingan ekonomi digital Asia Tenggara yang berkembang pesat di masa mendatang,” tutur Toto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper