Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Tahun Cemerlang, Mayoritas Bursa Asia Menguat Tajam

Indeks Kospi Korea Selatan ditutup menguat 2,47 persen, sedangkan indeks Hang Seng naik 0,87 persen pada pukul 14.34 WIB. Di China, indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,86 persen.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham Asia menguat pada Senin (4/1/2021) karena peluncuran vaksin dan dukungan stimulus meredakan kekhawatiran terhadap pandemi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi Korea Selatan ditutup menguat 2,47 persen, sedangkan indeks Hang Seng naik 0,87 persen pada pukul 14.34 WIB. Di China, indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,86 persen.

Di sisi lain, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup melemah masing-masing 0,56 persen dan 0,68 persen setelah Perdana Menteri Yoshihide Suga mempertimbangkan untuk mengumumkan keadaan darurat di wilayah Tokyo guna membendung lonjakan infeksi virus corona.

Sementara itu, kontrak berjangka S&P 500 dan bursa Eropa membukukan kenaikan moderat. Benchmark AS ditutup pada level tertinggi sepanjang masa pada 31 Desember 2020.

Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya di tengah optimisme tentang pemulihan pertumbuhan global. Sementara itu, yuan offshore menguat ke level tertinggi sejak pertengahan 2018.

Pasar saham global memulai tahun baru dengan valuasi yang kaya di tengah ekspektasi penyebaran vaksin yang meluas pada tahun 2021, dukungan bank sentral, dan bantuan pemerintah akan menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, indeks manajer pembelian (purchasing managers index/PMI) menunjukkan aktivitas manufaktur di seluruh Asia terus mendapatkan momentum di bulan Desember, didorong oleh permintaan ekspor yang kuat, meskipun pemulihan China mulai melambat.

"Kasus Covid dan distribusi vaksin akan tetap menjadi fokus utama bagi investor untuk saat ini," kata ahli strategi pasar global JPMorgan Asset Management Kerry Craig, seperti dikutip Bloomberg.

“Tanpa distribusi vaksin yang luas, jalur penyebaran Covid-19 dan ekonomi saling mengunci, yang berdampak pada mobilitas sosial dan pembatasan ekonomi. Hubungan ini akan rusak saat tingkat kekebalan meningkat hingga pertengahan tahun, tetapi hingga saat itu jalur ekonomi akan bergejolak selama kuartal pertama," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper