Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi BUMN, Anak Garuda (GIAA) Pacu Bisnis Non Aviasi

emiten dengan kode saham GMFI ini juga akan terus meningkatkan volume bisnis sektor nonaviasi di bidang Industrial Gas Turbine Engine (IGTE).
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan
Teknisi beraktivitas di dekat pesawat Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia, di Garuda Maintenance Facility AeroAsia, bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (13/3/2019)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI) pada 2021 nanti perseroan bakal memaksimalkan potensi pekerjaan perawatan pesawat milik industri pertahanan.

Perusahaan menyiapkan sejumlah strategi untuk menangkap peluang pada 2021 baik dari segmen aviasi maupun nonaviasi. Hal itu diharapkan dapat menggenjot kinerja setelah tertekan pandemi 2020.

VP Corporate Secretary & Legal Garuda Maintenance Facility Aero Asia Rian Fajar mengatakan pada 2021 nanti perseroan bakal memaksimalkan potensi pekerjaan perawatan pesawat milik industri pertahanan.

Selain itu, emiten dengan kode saham GMFI ini juga akan terus meningkatkan volume bisnis sektor nonaviasi di bidang Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) yang berhasil dicapai tahun ini.

“Hal ini tentunya untuk mendukung strategi jangka panjang GMF yang mengedepankan konsolidasi global serta diversifikasi usaha,” kata Rian kepada Bisnis, Jumat (11/12/2020).

Sebelumnya, untuk mengakali tekanan pandemi terhadap industri aviasi, entitas dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. ini telah memperkuat layanan jasa maintenance, repair and overhaul (MRO) atau perbaikan dan perawatan di bidang nonaviasi.

Rian menjelaskan kegiatan usaha MRO di bidang IGTE yang dilakukan perseroan mencakup perawatan dan perbaikan generator untuk pembangkit listrik, perbaikan dan instalasi rotor gas turbine, perbaikan motor compressor, motor traksi, dan lain-lain.

Sebagai bentuk diversifikasi bisnis pada masa pandemi ini, Rian menyebut MRO untuk IGTE akan lebih digenjot untuk bisa memberikan kontribusi lebih dari 10 persen terhadap total pendapatan perseroan secara jangka panjang.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, GMFI melaporkan pendapatan senilai US$191,82 juta atau turun 48,11 persen dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu US$369,67 juta.

Penyusutan pendapatan dan beban pun membuat GMFI rugi hingga US$160,60 juta, berbalik dari posisi laba US$9,40 juta pada September 2019. Adapun, bisnis penerbangan sejak awal tahun memang menjadi salah satu yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19.

Dilihat dari lini usaha, pendapatan repair and overhaul (perbaikan dan perawatan) masih berkontribusi besar terhadap total pendapatan sebesar 69,84 persen atau US$133,98 juta. Nilai tersebut turun 53,73 persen dari realisasi pada akhir kuartal III/2019 senilai US$289,60 juta.

Selanjutnya, pendapatan dari perawatan sebesar US$37,25 juta dan operasi lainnya US$20,59 juta. Keduanya berkontribusi terhadap total pendapatan GMFI masing-masing sebesar 19,41 persen dan 0,10 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper