Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Akhir Tahun, Kontrak Baru Adhi Karya (ADHI) Meroket 137 Persen

PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat kenaikan kontrak baru 137 persen secara bulanan per November 2020. Perseroan optimis bisa mengejar target perolehan kontrak baru seiring dengan potensi perolehan kontrak pada lelang yang sudah memasuki tahap akhir bulan ini.
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Badan usaha milik negara (BUMN) di bidang konstruksi  PT Adhi Karya (Persero) Tbk. membukukan kontrak baru senilai Rp17,3 triliun per 30 November 2020.

Corporate Secretary Adhi Karya Parwanto Noegroho mengatakan perolehan kontrak baru pada November 2020 naik 130,7 persen dibandingkan dengan Oktober 2020 senilai Rp7,5 triliun.

“Sehingga nilai total order book sebesar Rp47,8 triliun di luar pajak,” tulis Parwanto dalam keterangan resmi, Rabu (2/12/2020).

Adapun, beberapa kontrak proyek yang didapatkan emiten dengan kode saham ADHI tersebut pada November 2020 a.l. jalan Tol Jogja-Solo-NYIA senilai Rp7.831,1 miliar dan jalan Tol Serang-Panimbang senilai Rp937,8 miliar.

Selanjutnya ada proyek pengamanan pantai di Jakarta senilai Rp221,3 miliar, IPAL Palembang di Sumatera Selatan senilai Rp208,4 miliar, dan Pos Lintas Batas di Labang Nusa Tenggara Timur senilai Rp191,6 miliar, dan kolam retensi di Bandung senilai Rp128,7 miliar.

Sisanya, ADHI mendapatkan kontrak dari proyek lain-lain seperti rumah sakit, gedung pemerintahan, properti, dan lain-lain senilai Rp345,1 miliar.

Pada Desember 2020, ADHI masih akan mempertebal nilai kontrak baru lagi karena perseroan telah memenangkan tender beberapa proyek pada November 2020 dan dinyatakan sebagai penawar terendah.

“Diperkirakan akan tanda tangan kontrak pada pertengahan Desember 2020,” tulis Parwanto.

Dari sisi kontribusi per lini bisnis, perolehan kontrak baru ADHI pada bulan lalu meliputi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 95 persen, properti 4 persen, dan sisanya dari lini bisnis lainnya. 

Sedangkan pada tipe pekerjaan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung sebesar 16 persen, MRT 8 persen, jalan dan jembatan 62 persen, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, dan proyek-proyek EPC sebesar 14 persen. 

Berdasarkan segmentasi kepemilikan, realisasi kontrak baru dari pemerintah sebesar 44 persen, BUMN 8 persen, swasta 3 persen, dan investasi 45 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper