Bisnis.com,JAKARTA — Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom masih memiliki potensi kenaikan harga hingga menembus level Rp3.800.
Emiten berkode saham TLKM itu parkir di zona hijau dengan naik 5,79 persen ke level Rp3.470 pada akhir sesi Kamis (26/11/2020). Operator telekomunikasi pelat merah itu menempati posisi teratas net foreign buy dengan Rp677,59 miliar.
TLKM tengah menjadi incaran investor asing. Total net foreign buy investor asing di seluruh papan perdagangan mencapai Rp1,05 triliun dalam sepekan.
Lewat riset yang dipublikasikan melalui Bloomberg, Analis PT Phillip Sekuritas Indonesia Stefanus Adrian Chandra mengungkapkan TLKM membukukan pendapatan Rp33,1 triliun periode kuartal III/2020.
Realisasi itu tumbuh 1,3 persen secara kuartalan atau berbalik dari penurunan secara kuartalan pada kuartal II/2020.
Pencapaian itu membuat TLKM mencetak pendapatan Rp99,9 triliun pada periode sembilan bulan 2020. Jumlah itu setara dengan 72,2 persen estimasi Phillip Sekuritas Indonesia untuk periode 2020.
Baca Juga
“Kenaikan jumlah pendapatan sebagian besar didorong oleh Indihome dan bisnis perusahaannya meskipun menurun kinerja Telkomsel pada periode tertentu,” ujarnya melalui riset yang dikutip, Kamis (26/11/2020).
Stefanus menilai TLKM melanjutkan pengetatan biaya pada kuartal III/2020. Hal itu tecermin dari total biaya yang kurang lebih sama dengan periode sebelumnya.
Philips Sekuritas Indonesia menegaskan rekomendasi beli untuk saham TLKM dengan target harga Rp4.000. Rekomendasi itu seiring dengan pertumbuhan yang kuat dari bisnis di luar Telkomsel dan peningkatan pendapatan Telkomsel.
“Risiko utama untuk panggilan kami meliputi perang tarif yang berkepanjangan, perubahan regulasi yang tidak terduga, konsolidasi industri, dan pemulihan segmen perusahaan yang lebih lambat dari yang diharapkan,” paparnya.
Berdasarkan data konsensus Bloomberg, 37 dari 38 analis yang mengulas saham TLKM masih merekomendasikan beli. Sisanya, satu analis merekomendasikan hold.
Adapun, target harga saham TLKM dalam 12 bulan menurut konsensus berada di level Rp3.857,12 atau memiliki potensi kenaikan 11,2 persen.