Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Tekanan, Rupiah Menguat Super Tipis dalam Sepekan

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat 5 poin atau 0,03 persen dalam sepekan terakhir.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat dalam sepekan terakhir meski dalam rentang yang sangat tipis. Keputusan bank sentral memangkas bunga acuan dinilai menjadi faktor yang menghambat apresiasi rupiah lebih kuat.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.165 per dolar AS pada perdagangan Jumat (20/11/2020). Selama lima sesi, rupiah menguat dua sesi di awal pekan dan kemudian melemah tiga hari beruntun. Secara kumulatif, rupiah menguat 5 poin atau 0,03 persen dalam sepekan terakhir.

Pada perdagangan hari ini, kinerja rupiah  bersama yen Jepang dan dolar Taiwan melawa arus. Pasanyal, mayoritas mata uang Asia menguat pada sesi hari ini. Hal itu sejalan dengan penurunan indeks dolar yang tersungkur ke level 92,222.

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS,

16-20 November 2020

TanggalPosisi PenutupanPerubahan Harian
20 November 202014.165-0,07
19 November 202014.155-0,60
18 November 202014.080-0,11
17 November 202014.055+0,39
16 November 202014.1100,42
Sumber : Bloomberg

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pasar bereaksi negatif terhadap langkah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen.

Keputusan tersebut di luar dugaan karena para analis memperkirakan BI masih baru akan memangkas bunga acuan pada Desember mendatang.

“Ini merupakan pembelajaran bagi Bank Indonesia karena waktu yang tepat untuk menurunkan suku bunga sebenarnya di Desember, bukan November  dimana secara bersamaan Bank Sentral Global seperti The Fed, ECB dan BoE akan bersama-sama menurunkan suku bunga,” tuturnya dalam riset harian, Jumat (20/11/2020).

Di sisi lain, Ibrahim menilai pasar kecewa atas kabar mengenai kemungkinan proses vaksinasi massal di Indonesia mundur dari jadwal yang sebelumnya disebut pemerintah karena vaksin masih belum tersedia hingga saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper