Bisnis.com,JAKARTA — Emiten Grup Salim PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. terjun ke bisnis logistik kolaborasi dengan dua mitra dari Jepang dan Amerika Serikat.
Direktur Utama Indomobil Sukses Internasional Jusak Kertowidjojo sejak empat tahun lalu,perseroan mulai berupaya mengembangkan usaha yang masih berkaitan dengan bisnis otomotif.
Jusak mengklaim emiten berkode saham IMAS itu cukup kuat di lini kendaraan niaga dengan merek Hino yang memiliki pangsa pasar tinggi. Penguasaan pangsa pasar tersebut menjadi salah satu alasan Indomobil terjun ke bisnis logistik.
IMAS mengembangkan bisnis logistik dalam dua tahun terakhir. Perseroan bermitra dengan perusahan logistik terbesar di Jepang, Seino, dengan komposisi kepemilikan Indomobil 75 persen dan Seino 25 persen.
“Saat ini dari jumlah truk yang ada, sudah menjadi yang terbesar di Indonesia, memiliki sekitar 5.400 truk. Bila dikembangkan terus, akan menjadi bisnis yang sangat signifikan untuk perusahaan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip, Selasa (17/11/2020).
Jusak mengungkapkan bisnis logistik itu fokus ke barang konsumen yang bergerak cepat atau FMCG. Sektor tersebut menurutnya masih relatif tumbuh selama pandemi Covid-19.
Baca Juga
“Sekarang kami masih terus menerus memperbaiki dan menjaga quality yang ada,” jelasnya.
Dia menambahkan IMAS juga masuk ke bisnis pelumas dan bahan bakar bersama Exxon Mobil. Menurutnya, perseroan sudah memiliki sekitar 500 pom bensin.
“Pelumasnya juga sudah beredar di seluruh Indonesia. Dua inisiatif itu saat ini sudah mulai kelihatan bentuknya dan berkontribusi banyak ke pendapatan Indomobil,” paparnya.
Di sisi lain, Jusak menyebut sektor otomotif menjadi salah satu yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Pada April 2020, pasar otomotif hanya tersisa 10 persen atau turun sekitar 90 persen.
Kendati demikian, pasar sudah kembali 50 persen pada September 2020. Pihaknya mengklaim tren semakin membaik.
“Jadi bila kami perkirakan dengan growth rate yang sekarang ada, kemungkinan pada bulan Desember 2020 sudah sekitar 65 persen dan hopefully pada tahun depan sudah kembali ke sekitar 80 persen bila kami ambil tahun 2019 sebagai patokan,” imbuhnya.