Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibuka Menguat, Rupiah Masih ‘On Fire’ Nih!

Penguatan nilai rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia lainnya seperti won Korea Selatan, yuan China, peso Filipina, baht Thailand, dan ringgit Malaysia. 
Karyawan menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Rabu (18/3) hingga pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah melemah 140 poin atau 0,93 persen ke posisi Rp15.223 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Karyawan menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Rabu (18/3) hingga pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah melemah 140 poin atau 0,93 persen ke posisi Rp15.223 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengawali pergerakannya pada awal pekan ini dengan melenggang di zona hijau.

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (16/11/2020), nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau berada di level Rp14.125 per dolar AS, menguat 45 poin atau 0,31 persen

Adapum di waktu yang sama indeks dolar AS di pasar spot terpantau melemah 0,14 poin atau 0,16 persen ke level 92,61.

Penguatan nilai rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia lainnya, seperti won Korea Selatan yang menguat 0,67 persen, yuan China 0,30 persen, peso Filipina 0,12 persen, baht Thailand 0, 08 persen, dan ringgit Malaysia 0,005 persen. 

Sementara itu pada Jumat (13/11/2020) lalu rupiah ditutup pada level yang sama dengan pembukaan yakni di level Rp14.170 per dolar AS.

Pun, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) akhir pekan lalu ada di level Rp14.222 per dolar AS, melemah 35 poin atau 0,25 persen dibandingkan hari sebelumnya.

Sebelumnya, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah bergerak cenderung menguat terutama di awal pekan ini yang didorong oleh kepastian kemenangan Biden. 

Sentimen itu kemudian diperkuat oleh optimisme terkait vaksin yang dilaporkan sudah cukup efektif untuk mengatasi virus Covid-19. 

“Namun, pada 2 hari terakhir, penguatan rupiah cenderung terbatasi akibat pudarnya euforia kemenangan Biden di pasar,” ungkapnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu. 

Selain itu, kenaikan angka kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia juga dianggapnya menjadi penekan penguatan rupiah di pekan ini. 

Dia memprediksi rupiah masih berpotensi mengalami pelemahan seiring dengan kenaikan kasus Covid-19 global termasuk Indonesia pada pekan depan. 

“Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran 14.200-14.300,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper