Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor pertambangan, PT Darma Henwa Tbk., membukukan pendapatan sebesar US$169,11 juta pada semester I/2020 di tengah pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, raihan tersebut berhasil tumbuh 30,51 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$129,58 juta.
Chief Investor Relation sekaligus Sekretaris Perusahaan Darma Henwa Mukson Arif Rosyidi mengatakan bahwa raihan pendapatan itu dikontribusi oleh sektor batu bara yang masih menjadi fokus utama bisnis perseroan saat ini. Seluruh tambang yang dikelola perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan.
“Fundamental perseroan yang membaik tercermin dari kondisi keuangan semester pertama 2020 yang mengalami peningkatan. Dengan kinerja operasional yang semakin baik seiring peningkatan produktivitas Perseroan di tambang, diharapkan kondisi keuangan perseroan pun semakin baik ke depannya,” ujar Mukson seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (6/11/2020).
Lebih rinci, pendapatan dari proyek tambang batu bara Bengalon Kalimantan Timur milik PT Kaltim Prima Coal naik 36,3 persen secara year on year (yoy) menjadi US$125,89 juta.
Kemudian, dari proyek tambang batu bara Asam-Asam di Kalimantan Selatan milik PT Arutmin Indonesia tumbuh 5,84 persen menjadi US$34,24 juta dan dari proyek tambang batu bara Satui di Kalimantan Selatan milik PT Cakrawala Langit Sejahtera naik signifikan 87,43 persen yoy menjadi US$7,99 juta.
Baca Juga
Adapun, Arutmin dan Kaltim Prima Coal merupakan anak usaha PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). Direktur Utama Darma Henwa Saptari Hoedaja, juga menjabat sebagai Dirut BUMI.
Kendati demikian, emiten berkode saham DEWA itu juga mencatatkan kenaikan portofolio di sektor non batu bara. Untuk diketahui, pada semester I/2020 DEWA memperoleh pendapatan dari pekerjaan infrastruktur, penambangan dan pengolahan emas, dan proyek persiapan lahan untuk kawasan industri.
Adapun, sejalan dengan kenaikan pendapatan, DEWA berhasil membukukan laba sebesar US$1,05 juta pada semester I/2020, lebih baik daripada periode yang sama tahun lalu yang merugi US$1,57 juta.
Utang bank dan utang sewa pembiayaan Perseroan serentak mengalami penurunan karena telah dilakukannya sejumlah pembayaran kepada kreditur.
Dengan ini, rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) DEWA pun menurun dari 0,49x di akhir 2019 menjadi 0,44x pada semester pertama 2020.
Di sisi lain, DEWA telah memproduksi batu bara sebesar 12,77 juta ton hingga September 2020, naik 11,61 persen secara yoy di tengah banyaknya kendala yang dihadapi perseroan seperti curah hujan yang mengakibatkan kondisi jalan berlumpur dan licin.
Sementara itu, sepanjang Januari hingga September 2020, total overburden removal DEWA mencapai 86,03 juta bcm. Angka ini meningkat 4,02 persen dibandingkan dengan 82,70 juta bcm pada periode yang sama 2019.
“Kenaikan overburden removal dan produksi batubara ini didukung oleh perbaikan kinerja alat dengan tingginya ketersediaan peralatan, berhasilnya perbaikan peralatan, pemanfaatan peralatan yang semakin baik. Selain itu, pengerjaan urutan penambangan pun dilakukan dengan lebih baik,” papar Mukson.