Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah mitra distribusi menilai karakteristik yang ada pada sukuk tabungan seri ST007 akan membuat animo masyarakat terhadap instrumen surat berharga negara (SBN) ritel ini tetap tinggi.
Seperti diketahui, mulai Rabu (4/11/2020) masa penawaran untuk ST007 telah dibuka. Seri SBN ritel yang terakhir diterbitkan pada 2020 ini merupakan green sukuk nontradable dengan tingkat kupon floating floor 5,50 persen.
EVP Head of Wealth Management & Premier Banking Commonwealth Bank Ivan Jaya mengatakan ada sejumlah hal yang menarik dari karakter ST007 sehingga dapat memancing minat investor untuk masuk ke instrumen satu ini.
Salah satu daya tariknya, kata Ivan, ST007 memiliki yield return yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi bertenor 2 tahun yang berada di kisaran 4,5 persen juga karakteristik kupon yang memiliki batas bawah atau floor.
“Floor kupon sudah dimulai di tingkat 5,5 persen yang berarti lebih tinggi 1 persen dari obligasi pemerintah dengan tenor yang sama,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (3/11/2020).
Menurutnya, kupon floating with floor yang dimiliki ST007 akan memiliki pangsa pasar tersendiri, terutama untuk investor konservatif yang ingin berinvestasi selain deposito, tetapi memiliki proteksi atas pokok investasi dan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito.
Ivan menuturkan, dengan adanya floor, tingkat kupon tidak akan lebih rendah dari 5,5 persen di sepanjang tenor produk ini, tetapi dapat berubah menjadi lebih tinggi apabila suku bunga acuan Bank Indonesia bergerak naik.
Sebagai informasi, tingkat kupon ditentukan dengan perhitungan suku bunga acuan BI atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) + 1,5 persen yang akan ditinjau ulang setiap tiga bulan sekali.
Dia menambahkan, meski sampai dengan akhir tahun ini belum terlihat ada rencana dari Bank Sentral untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan, masih ada kemungkinan BI akan menaikkan suku bunga acuan jika ekonomi sudah pulih.
"Melihat tenor dari obligasi ST007 adalah 2 tahun hingga bulan November 2022, kemungkinan Bank Indonesia untuk menaikkan tingkat suku bunga apabila ekonomi membaik tetap akan ada," tambahnya.
Selanjutnya, daya tarik lain adalah tidak ada risiko kehilangan pokok karena tidak dapat dijual kembali di pasar sekunder dan tenor obligasi ini adalah selama 2 tahun, yang relatif pendek untuk ditahan hingga jatuh tempo.
“ST007 ini tidak dapat dijual kembali di pasar sekunder sehingga tidak ada risiko untuk kehilangan pokok dan besarnya kupon memiliki batas bawah atau floor,” ujar dia.
Ivan menilai sejumlah karakter tersebut membuat ST007masih menarik bagi investor, meski tidak akan sebesar animo pada produk ritel lain seperti seri obligasi negara ritel (ORI) dan sukuk ritel (SR).
“Karena jenis produk ini lebih baru dan jumlah penerbitan belum sebanyak ORI maupun SR, kami melihat bahwa demand masyarakat akan produk ini tidak sebesar produk eSBN yang lebih fleksibel untuk dijual di pasar sekunder,” jelas Ivan.
Untuk itu, dia menyebut target penjualan ST007 akan lebih sedikit dibandingkan dengan eSBN yang dapat dijual kembali di pasar sekunder seperti ORI atau SR. Namun dia optimistis dapat mencapai target yang telah ditentukan.
Terpisah, Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan sebagai SBN ritel terakhir yang dikeluarkan tahun ini, antusiasme untuk permintaan ST007 akan cukup positif terutama di kalangan milenial yang sedang mencari alternatif investasi.
Reynold menyebut daya tarik utama ST007 adalah sifatnya yang aman karena dijamin oleh negara dan bisa dimulai dengan nominal yang terjangkau.
Selain itu, kemudahan pendaftaran dan pembelian secara daring yang ditawarkan oleh midis tekfin termasuk P2P Lending akan menjadi daya tarik untuk membeli surat utang negara sebagai alternatif investasi.
“Dengan adanya surat utang negara, Modalku memberikan pilihan bagi pemberi pinjaman untuk diversifikasi dananya ke tingkat risiko yang berbeda, dalam hal ini lebih aman,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (3/11/2020)
Reynold menilai dengan adanya beragam midis dalam penjualan ST007 ini, termasuk perusahaan tekfin yang menjadi midis daring dapat berkontribusi dalam mendukung terwujudnya inklusi keuangan di Indonesia.
“Hal ini sejalan dengan visi kami yaitu membangun perekonomian di Indonesia, sehingga sebagai mitra distribusi kami akan memaksimalkan peran kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendapatkan alternatif investasi,” tutup Reynold.
Senada, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Dwi Irianti Hadiningdyah optimistis penjualan ST007 akan melebihi penjualan seri sebelumnya, apalagi kupon yang ditawarkan cukup bersaing dengan imbal hasil dari deposito dan sejenisnya saat ini.
“Insyaallah mampu lah [melebihi seri sebelumnya]. Kan idle money masyarakat masih banyak. Gak pada belanja,” ujar Dwi.
Sebagai perbandingan, seri sukuk tabungan sebelumnya sekaligus green sukuk pertama yang diterbitkan pemerintah yakni ST006 berhasil mencapai penjualan Rp1,32 triliun pada November 2019 lalu.
Animo Masyarakat Terhadap Sukuk Tabungan ST007 Diprediksi Meriah
Mulai Rabu (4/11/2020) masa penawaran untuk ST007 telah dibuka dengan minimal pemesanan mulai dari Rp1 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dhiany Nadya Utami
Editor : Hafiyyan
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Harga Kopi Makin Pahit Lagi
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 menit yang lalu
Intip Penjualan Nikel Daaz Bara (DAAZ) Saat Saham Masih Disuspensi
47 menit yang lalu
Bos Timah (TINS) Bicara Soal Lanjutan Eksplorasi Tambang Eks Koba Tin
1 jam yang lalu
Harga Kopi Makin Pahit Lagi
1 jam yang lalu