Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menyatakan di tengah krisis Covid-19, penjualan dari saluran distribusi melalui layanan digital tumbuh secara menjanjikan meskipun kontribusinya masih sangat kecil.
Direktur Unilever Indonesia Arif Hudaya mengatakan perseroan menerapkan tiga konsep penjualan seperti kontak langsung dari agen penjualan dengan konsumen atau digital business-to-consumer, e-commerce, dan digital business-to-business melalui aplikasi Sahabat Warung.
“Dari segi e-commerce yang saat ini kita punya kontribusi adalah sekitar 2 sampai 3 persen dari penjualan total, tapi segmen ini berkembang dengan cepat,” ungkapnya dalam paparan publik virtual, Selasa (3/11/2020).
Pertumbuhan segmen e-commerce, disebutkannya, hampir dua kali lipat setiap periode sehingga membuat perseroan akan memprioritaskan channel distribusi ini ke depannya.
“Dalam kondisi krisis ini, 60 persen konsumen di Indonesia melakukan atau mencoba transaksi e-commerce,” sambungnya.
Di sisi lain, Direktur Unilever Indonesia Badri Narayana mengatakan Unilever memiliki keuntungan saat ini mengingat perseroan sudah memulai penjualan melalui layanan digital yang lebih awal.
Baca Juga
“Kami percaya pengaruh digital pada bisnis kami akan mencapai 25 persen atau bahkan 30 persen dalam beberapa tahun ke depan,” sambungnya.
Sebagai informasi, UNVR mencatatkan koreksi laba tahun berjalan 1,29 persen secara tahunan menjadi Rp5,44 triliun.
Meskipun harga pokok penjualan pada periode tersebut menurun 2,12 persen secara tahunan menjadi Rp15,58 triliun, namun perseroan tidak bisa berkelit dari kenaikan pada pos beban pemasaran dan penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban lain-lain.
Adapun, pendapatan perseroan naik tipis 0,3 persen secara tahunan menjadi Rp32,46 triliun hingga akhir periode kuartal ketiga tahun ini.