Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Koreksi di Sesi I, 7 Sektor Jadi Penekan

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir melemah 0,3 persen atau 15,3 poin ke level 5.112,92 pada jeda siang.
Pengunjung berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI)  di Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (25/9/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan masih bertengger di zona merah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (2/11/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir melemah 0,3 persen atau 15,3 poin ke level 5.112,92 pada jeda siang.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam kisaran 5.073,5-5.130,68.

IHSG sempat berbaik menguat tipis 0,02 persen atau 1,27 poin ke level 5.129,49 menjelang akhir perdagangan sesi I, namun indeks kembali tertekan ke zona merah.

Sebanyak 126 saham menguat, 250 saham melemah, dan 182 saham stagnan.

Sementara itu, 7 dari 10 indeks sektoral juga berakhir melemah siang ini, didorong oleh sektor properti yang melemah 1,87 persen dan pertanian yang melemah 1,32 persen.

Tiga sektor lainnya menguat dan menahan pelemahan IHSG lebih lanjut, dipimpin oleh sektor pertambangan yang menguat 0,87 persen.

Sebelumnya, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo mengatakan bahwa ada tiga sentimen yang akan paling berpengaruh terhadap IHSG pada November 2020. Salah satunya Pilpres AS.

Kedua kandidat Presiden AS, lanjut dia, memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Donald Trump dengan kebijakan membangun infrastruktur dan menurunkan pajak dapat dikatakan lebih memihak terhadap pasar.

Kendati demikian, Trump kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial lewat sosial media yang menyebabkan keadaan geopolitik dan pasar kurang stabil. Sebaliknya, kemenangan Joe Biden juga tidak berarti buruk terhadap pasar.

“[Kemenangan Biden] akan memberikan kestabilan dan kepastian yang lebih baik yang diharapkan oleh pasar,” paparnya.

Di sisi lain, Frankie menyebut tren kasus Covid-19 dan ketersediaan vaksin juga menjadi berpengaruh terhadap pergerakan IHSG pada November 2020. Selain itu, pelaku pasar juga masih mencermati pertumbuhan ekonomi Indonesia dan laporan laba perusahaan.

“Target IHSG sampai akhir tahun adalah di level 5.340,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper