Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham emiten perkebunan, PT Jaya Agra Wattie Tbk,. mengalami peningkatan signifikan pada perdagangan Kamis (22/10/2020). Berdasarkan data Bloomberg, saham emiten bersandi JAWA itu parkir di level Rp84, terapresiasi 34,43 persen atau naik 21 poin. Pergerakan itu pun membuat JAWA terkena auto reject atas (ARA).
Untuk diketahui, belum lama ini perseroan mengumumkan akan mendapatkan pinjaman hingga Rp1 triliun dari pemegang saham pengendali, PT Sarana Agro Investama (SAI).
Mengutip keterbukaan informasi perseroan di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), pinjaman akan diberikan oleh SAI secara penuh maupun bertahap sesuai dengan permintaan. Selain itu, pinjaman itu tidak dikenakan bunga, tidak memiliki jaminan apapun, dan tidak boleh dipergunakan perseroan untuk keperluan selain kelancaran kegiatan usaha.
Manajemen JAWA mengatakan bahwa pengajuan pinjaman itu dilakukan karena ketersedian kas dan tingkat likuiditas perseroan cukup rendah. Pinjaman tidak berbunga itu pun menjadi pertimbangan perseroan mengambil pinjaman karena akan meringankan beban keuangan JAWA.
“JAWA memerlukan tambahan dana untuk dapat beroperasi secara optimal sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, JAWA berencana mengadakan perjanjian pinjaman dengan plafon maksimal sebesar Rp1 triliun,” tulis Manajemen Jaya Agra Wattie seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis (22/10/2020).
Berdasarkan laporan keuangan, per 30 Juni 2020 posisi kas dan setara kas perseroan hanya sebesar Rp764,03 juta, jauh lebih rendah dibandingkan dengan posisi kas per 31 Desember 2019 sebesar Rp6,17 miliar.
Baca Juga
Adapun, dalam perjanjian pinjaman tersebut, SAI berhak untuk setiap saat minta agar perseroan menyelesaikan pinjaman baik sebagian maupun seluruhnya, dengan cara melalui kompensasi atau konversi atas pinjaman dengan saham Perseroan atau pembayaran secara tunai.
Di sisi lain, kinerja saham JAWA pada perdagangan kali ini berhasil jauh memimpin pergerakan saham sektor perkebunan yang sebagian besar juga bergerak di zona hijau. Kinerja penguatan JAWA disusul oleh penguatan saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) yang naik 9,8 persen, dan saham PT Provident Agro Tbk. (PALM) yang menguat 2,19 persen.
Penguatan saham sektor perkebunan itu pun sejalan dengan tren penguat harga minyak sawit berjangka untuk kontrak Januari 2021 di bursa Malaysia ke level 2.942 ringgit per ton, naik 1,87 persen. Namun sayangnya, mayoritas saham emiten sektor perkebunan dengan kapitalisasi pasar besar gagal mengikuti tren penguatan itu.
Saham PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) terkoreksi 3,72 persen, saham PT PP London Sumatera Tbk. (LSIP) juga turun 2,65 persen, dan saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) tidak bergerak daripada posisi perdagangan sebelumnya.