Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menyebut geliat ekonomi yang mulai terlihat pada kuartal III/2020 secara global maupun nasional akan mendorong permintaan baja.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang tak terelakkan oleh industri baja.
“Kita sedang melakukan percepatan pembangunan di Indonesia dan ini terpaksa harus menyesuaikan dengan kondisi terkini karena ada aspek-aspek berkaitan dengan kesehatan dan perlambatan ekonomi,” kata Silmy dalam acara Outlook Kebutuhan Baja di Indonesia, Kamis (22/10/2020).
Setelah hampir 7 bulan didera pandemi, Silmy melihat mulai terbentuk keseimbangan baru dan adaptasi operasional dunia usaha terhadap kondisi pandemi ini. Harapannya, hal itu bisa mendorong kembalinya momentum pertumbuhan ekonomi yang sangat baik selama sedekade terakhir ini.
Mengutip data Iron and Steel Institute, Silmy menyebut industri baja mulai pulih perlahan. Hal itu tercermin oleh produksi baja mentah di negara Asia yang meningkat pada Juli 2020 dari posisi terendah pada April 2020.
“Pada Agustus dibandingkan dengan April, [produksi baja] di India naik 160 persen, Korea Selatan naik 15 persen, Vietnam naik 25 persen,” tutur Silmy.
Baca Juga
Dari sisi konsumsi, perbaikan pun terlihat seiring dengan kenaikan permintaan minyak global sebesar 15 persen pada Juli 2020 dari realisasi pada April 2020.
Kenaikan permintaan minyak pun mendorong pemulihan sektor otomotif, yang seterusnya menggerakkan operasional di pabrikan kendaraan bermotor.
Khusus di Indonesia, lanjut Silmy, proyek pembangunan yang kembali dilanjutkan pada kuartal III/2020 bakal mendorong permintaan baja secara nasional.
“Kami melihat ada tren yang cukup baik di kuartal ketiga dan kami berharap di kuartal keempat terus meningkat dilanjutkan di 2021,” imbuh Silmy.
Silmy pun menegaskan bahwa pihaknya siap memenuhi kebutuhan baja nasional untuk menyeimbangi sepinya aktivitas pasar baja selama dua kuartal terakhir.