Bisnis.com, JAKARTA - Broker teraktif hingga kuartal ketiga tahun ini, Mirae Asset Sekuritas masih merekomendasikan saham emiten konsumer, layanan kesehatan, dan komoditas seperti CPO serta emas sebagai saham pilihannya pada bulan ini.
Dari pengamatannya, tim analis menemukan bahwa jumlah pengunjung ke mal telah turun menjadi sekitar 10-20 persen dari tingkat pra COVID-19 sejak penerapan PSBB jilid dua.
Sekuritas melihat bahwa semua orang dari kelas ekonomi atas, menengah, dan bawah cenderung defensif dalam berbelanja.
Di sisi lain, Omnibus Law tentang penciptaan lapangan kerja mencoba mengatasai beberapa faktor utama yang menahan investasi langsung ke Indonesia.
Tim riset menilai hal ini tentunya akan berdampak positif dalam menarik investasi luar negeri langsung atau foreign direct investment ke depannya.
Sementara itu, NOAA (biro meteorologi AS) dalam laporannya pada 28 September 2020 lalu mengonfirmasi bahwa saat ini kita sudah mulai memasuki kondisi La Nina yang diperkirakan akan mencapai tingkat moderat pada akhir tahun.
Baca Juga
La Nina baru saja dimulai bersamaan dengan persediaan minyak sawit yang menipis.
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan harga CPO dan minyak kedelai diperkirakan akan terus meningkat karena adanya situasi La Nina.
"AALI dan LSIP adalah counter CPO yang baik untuk memonetisasi kenaikan harga CPO," tulisnya dikutip dari riset, Rabu (7/10/2020).
Dari sisi kebijakan ekonomi, yang paling menonjol dari Trump adalah pemotongan kebijakan pajak, yang mana sudah ia terapkan di masa jabatan pertamanya.
Di sisi lain, rencana utama pesaing Trump dalam pemilu bulan depan yakni Biden terkait pajak justru cenderung berorientasi pada peningkatan pajak baik untuk individu maupun perusahaan.
Dari sisi geopolitik dalam hubungannya dengan China, Trump kemungkinan akan melanjutkan konfrontasi dengan gayanya. Sementara Biden mungkin akan menawarkan pendekatan yang lebih halus, yang dianggap sekuritas lebih baik untuk mencapai stabilitas yang lebih besar dan mengurangi kerugian bagi ekonomi global.
Secara historis, S&P 500 membukukan kinerja positif satu bulan sebelum dan setelah pemilihan presiden periode kedua. Sementara itu, IHSG cenderung memiliki korelasi yang rendah dengan kinerja S&P 500 ketika pemilihan presiden AS.
"Kami mempertahankan saham pilihan kami (top picks) yang bertumpu pada emigmten konsumer, layanan kesehatan dan komoditas (CPO dan emas), seperti INDF, ICBP, MIKA, HEAL, KLBF, AALI, LSIP, dan UNTR," jelas Hariyanto.
Sampai dengan akhir perdagangan Selasa (6/10/2020), top picks sekuritas menghasilkan akumulasi return sebesar 7,4 persen (dibandingkan akumulasi return IHSG sebesar -21,7 persen) sejak dimulainya laporan top picks bulanan pada Agustus 2019. Oleh karena itu, top picks sekuritas mengungguli IHSG sebesar 29,1 persen.