Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Bawah Prediksi, Lelang SUN Selasa (6/10) Hasilkan Penawaran Rp49,47 Triliun

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI, total penawaran SUN yang masuk tercatat sebesar Rp49,47 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan lelang pada 22 September 2020 yang senilai Rp46,11 triliun.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA - Penawaran yang masuk dalam lelang Surat Utang Negara pada 6 Oktober 2020 tercatat naik tipis dibandingkan dengan lelang sebelumnya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI, total penawaran SUN yang masuk tercatat sebesar Rp49,47 triliun atau lebih tinggi dibandingkan dengan lelang pada 22 September 2020 yang senilai Rp46,11 triliun.

Adapun, investor memburu SUN seri FR0087 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2031 mencatatkan penawaran tertinggi senilai Rp15,43 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp10,1 triliun

Selanjutnya, SUN seri FR0080 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2035 mencatatkan penawaran tertinggi kedua senilai Rp10,34 triliun dan jumlah dimenangkan Rp5,3 triliun. Hasil itu diikuti oleh seri FR0083 dengan penawaran Rp6,27 triliun dan jumlah yang dimenangkan Rp2,3 triliun

Adapun jumlah penawaran yang masuk dari seri FR0086 sebanyak Rp4,1 triliun dengan nominal yang dimenangkan senilai Rp2,2 triliun, Seri FR0076 mendapatkan penawaran Rp4,9 triliun dan dimenangkan sebanyak Rp1,25 triliun.

Di sisi lain, SPN12211007 mencatatkan penawaran masuk senilai Rp5,7 triliun dengan jumlah dimenangkan Rp2,9 triliun. sedangkan penawaran masuk SPN12210108 senilai Rp2,67 triliun dan jumlah dimenangkan Rp2,05 triliun.

Sebelumnya, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memperkirakan, jumlah penawaran yang akan masuk pada lelang terkini belum akan pulih sepenuhnya.

"Kemungkinan angka penawaran yang masuk bisa mencapai Rp50 triliun," katanya saat dihubungi pada Senin (5/10/2020).

Menurut Ramdhan, investor asing masih berhati-hati untuk masuk kembali ke pasar obligasi Indonesia. Lonjakan kasus positif virus corona dinilai menjadi sentimen negatif yang dapat mengurangi aliran modal asing (capital inflow).

Hal tersebut juga ditambah dengan tekanan di pasar global yang semakin besar seiring dengan naiknya ketidakpastian global. Kabar Presiden AS, Donald Trump, yang dinyatakan positif mengidap covid-19 juga akan memperberat peluang masuknya investor asing ke pasar obligasi Indonesia.

"Kabar kejelasan stimulus fiskal dari AS yang belum pasti juga akan membuat investor lebih cenderung wait and see," jelasnya.

Meski demikian, Ramdhan cukup optimistis hasil lelang besok dapat lebih baik dibandingkan lelang sebelumnya. Menurutnya, investor domestik akan menjadi motor utama dalam lelang 6 Oktober.

Di sisi lain, suku bunga yang rendah juga akan menarik sebagian kecil investor asing untuk kembali masuk ke obligasi Indonesia Menurutnya, tingkat suku bunga Indonesia yang rendah berimbas pada likuiditas yang terjaga dan membuat instrumen ini atraktif di mata investor.

"Yield obligasi Indonesia juga masih terbilang menarik untuk para investor karena dibawah 7 persen," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper