Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Dinilai dalam Fase Konsolidasi

Berdasarkan grafik pergerakan harga emas, harga saat ini sedang dalam fase konsolidasi setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$2.075 per troy ounce.
Emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk./mind.id
Emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk./mind.id

Bisnis.com, JAKARTA — Meski terus bergerak melemah, harga emas dinilai masih dalam fase konsolidasi dan belum masuk tren penurunan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (17/9/2020) hingga pukul 17.44 WIB harga emas di pasar spot terkoreksi 0,91 persen ke level US$1.941,51 per troy ounce. Sepanjang perdagangan, emas sempat terkoreksi hingga 1 persen.

Sementara itu, harga emas di bursa Comex untuk kontrak pengiriman Desember 2020 berada di level US$1.948,70 per troy ounce, melemah 1,11 persen.

Padahal, emas sebelumnya mengalami reli selama tiga hari berturut-turut menjelang pertemuan The Fed dengan ekspektasi Bank Sentral AS mengeluarkan kebijakan yang akan mendukung harga emas untuk bergerak lebih tinggi lagi.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan berdasarkan grafik pergerakan harga emas, harga saat ini sedang dalam fase konsolidasi setelah menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$2.075 per troy ounce.

“Belum dalam tren penurunan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (17/9/2020)

Ariston mengatakan harga emas masih ditopang oleh kebijakan pelonggaran moneter bank sentral dunia terutama the Fed. Dia menyebut keputusan The Fed  untuk mempertahankan suku bunga tetap di level rendah, sudah diekspektasi sebelumnya oleh para pelaku pasar.

“Keputusan The Fed untuk menyampaikan menyampaikan progres pemulihan ekonomi di AS yang lebih cepat dari perkiraan telah mendorong penguatan dolar AS,” imbuhnya.

Namun, dia menilai potensi kenaikan harga emas tertahan karena kemajuan penemuan vaksin. Menurutnya, penemuan vaksin ini akan memberikan solusi terhadap kondisi pandemi saat ini.

Sementara itu, kegiatan lain yang ditunggu di kuartal IV/2020 adalah hasil pemilu presiden AS. Ariston memperkirakan jika Joe Biden dari partai Demokrat berhasil memenangi pemilu, risiko konflik AS dengan Tiongkok bisa berkurang dan akan membantu pelemahan harga emas.

“Kisaran pergerakan hingga akhir tahun mungkin di kisaran $1860-$2000 per troy ons,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper