Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Morenzo Abadi Perkasa (ENZO) Auto Reject Atas, Ini Kata Analis

Pada akhir perdagangan, saham ENZO ditutup melonjak 34,29 persen ke level Rp141 per saham
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Melantainya PT Morenzo Abadi Perkasa Tbk (ENZO) ke Bursa Efek Indonesia (BEI) per Senin (14/9/2020)  hari ini ditanggapi dengan antusiasme tinggi. ENZO langsung mengalami auto reject atas (ARA) pada pembukaan perdagangan hari ini.

Pada akhir perdagangan, saham ENZO ditutup melonjak 34,29 persen ke level Rp141 per saham. Meski demikian, analis sekaligus pendiri Ellen May Institute Ellen May mengatakan membeli ENZO saat ini masih terlalu berisiko. 

"Untuk investasi, fundamental ENZO masih belum menarik karena kinerja ENZO dalam jangka pendek yang masih tertekan oleh pandemi. Dampak ini akan cukup besar terhadap kinerja ENZO karena proporsi ekspor yang besar, sehingga jalur distribusi bergantung pada negara tujuan ekspor," papar Ellen dalam riset harian yang diterima Bisnis, Senin (14/9).

PT Morenzo Abadi Perkasa (ENZO) adalah perusahaan pengolahan distribusi hasil perikanan, berupa rajungan dan makanan laut beku. Perusahaan ini tergolong ke dalam kategori consumer goods.

Pada kuartal I/2020, penjualan bersih ENZO memang tercatat mencapai Rp107 miliar, naik 32,34 persen secara year-on-year (yoy). Dari sisi laba, ENZO juga mencatatkan torehan Rp2,94 miliar pada kuartal I, naik sekitar 200 persen secara yoy. 

Meski demikian, per kuartal I perseroan masih tercatat memiliki utang Rp143 miliar. Angka tersebut naik ketimbang tahun sebelumnya, dipicu oleh adanya peningkatan kredit modal kerja.

"Selain itu, faktor volatilitas dan likuiditas pada perusahaan IPO menjadi pertimbangan kami tidak membeli saham IPO. Risiko trading saham IPO adalah volatilitas, yaitu harga saham ARA pada pembukaan perdagangan kemudian akan auto reject bawah (ARB) pada beberapa hari berikutnya," sambung Ellen.

ENZO bukan perusahaan pertama yang melantai di BEI pada bulan September ini. Sebelumnya, beberapa emiten lain telah lebih dulu listing. Di antaranya adalah PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk (KMDS), PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI), PT Selaras Citra Nusantara Tbk (SCNP), PT Soho Global Health Tbk (SOHO), PT Puri Global Tbk (PURI), PT Rockfields Properti Tbk (ROCK), dan PT Grand House Mulia (HOMI).

Sepanjang 2020, tercatat sudah ada 45 emiten baru yang melantai di BEI.

ENZO melepas sekitar 392 juta lembar saham ke publik, atau sebesar Rp18,13 persen dengan harga penawaran Rp105 per lembar. Dengan IPO kali ini, ENZO mematok dana segar Rp41,16 miliar yang akan digunakan sebagai modal kerja seperti pembelian bahan baku, biaya gaji, dan bahan pembantu produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper