Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai 14 September 2020 dinilai akan memukul roda perekonomian.
Head of Research Maybank Kim Eng Sekuritas Isnaputra Iskandar mengatakan dampak dari PSBB jilid kedua akan berdampak luas. Dia bahkan memperkirakan produk domestik bruto (PDB) bakal mengalami kontraksi di kuartal IV/2020.
“Saya kira kita akan melihat pertumbuhan PDB negatif pada kuartal IV, tak seperti apa yang sebelumnya orang harapkan pada triwulan terakhir tahun ini,” tutur dia seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis 10/9/2020.
Dalam kondisi ini, kata Isnaputra, investor sebaiknya jangan coba-coba untuk untuk “menangkap pisau yang jatuh”.
Dia melihat investor kemungkinan akan beralih pada saham-saham yang dinilai lebih aman seperti saham dari sektor kesehatan, emas, menara, dan sektor yang terkait barang konsumsi seperti okok dan telekomunikasi.
Beberapa saham yang cukup tahan banting di tengah PSBB menurut Maybank Kim Eng Sekuritas antara lain MIKA, MDKA, TOWR, TBIG, ICBP, TLKM, UNVR, HMSP, GGRM, dan UNTR.
Baca Juga
Senada, Managing Director and Head of Equity Capital Market PT Samuel International Harry Su mengatakan Jakarta menyumbang sekitar 17,5 persen dari total PDB Indonesia sehingga penerapan PSBB total di ibukota akan berdampak besar.
“Penerapan kembali semi-lockdown di ibukota akan niscaya menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi, saham dan rupiah,” tutur dia.
Menurutnya, pemberlakuan PSBB total akan membuat pihaknya kembali merevisi estimasi pertumbuhan PDB tahun ini. Adapun, jika sampai kuartal IV/2020 pandemi masih tidak terkendali, dia memprediksi kontraksi akan semakin parah.
Harrymenyebut sektor yang berhubungan dengan supermarket dan kesehatan akan menjadi dua di antara sektor yang cukup tangguh menghadapi dampak dari PSBB yang mulai diterapkan pekan depan.