Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Bakal Pukul Perekonomian, Ini Sektor yang Diyakini Tahan Banting

Rencana penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta mulai 14 September 2020 mendatang diperkirakan bakal membuat laju produk domestik bruto (PDB) terkoreksi. Namun, sejumlah sektor dipercaya tetap mampu bertahan.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pada perdagangan Rabu (10/9) IHSG sempat mengalami trading halt dan ditutup anjlok 5,01% atau 257,91 poin menjadi 4.891,46. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai 14 September 2020 dinilai akan memukul roda perekonomian.

Head of Research Maybank Kim Eng Sekuritas Isnaputra Iskandar mengatakan dampak dari PSBB jilid kedua akan berdampak luas. Dia bahkan memperkirakan produk domestik bruto (PDB) bakal mengalami kontraksi di kuartal IV/2020.

“Saya kira kita akan melihat pertumbuhan PDB negatif pada kuartal IV, tak seperti apa yang sebelumnya orang harapkan pada triwulan terakhir tahun ini,” tutur dia seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis 10/9/2020.

Dalam kondisi ini, kata Isnaputra, investor sebaiknya jangan coba-coba untuk untuk “menangkap pisau yang jatuh”.

Dia melihat investor kemungkinan akan beralih pada saham-saham yang dinilai lebih aman seperti saham dari sektor kesehatan, emas, menara, dan sektor yang terkait barang konsumsi seperti okok dan telekomunikasi.

Beberapa saham yang cukup tahan banting di tengah PSBB menurut Maybank Kim Eng Sekuritas antara lain MIKA, MDKA, TOWR, TBIG, ICBP, TLKM, UNVR, HMSP, GGRM, dan UNTR.

Senada, Managing Director and Head of Equity Capital Market PT Samuel International Harry Su mengatakan Jakarta menyumbang sekitar 17,5 persen dari total PDB Indonesia sehingga penerapan PSBB total di ibukota akan berdampak besar.

“Penerapan kembali semi-lockdown di ibukota akan niscaya menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi, saham dan rupiah,” tutur dia.

Menurutnya, pemberlakuan PSBB total akan membuat pihaknya kembali merevisi estimasi pertumbuhan PDB tahun ini. Adapun, jika sampai kuartal IV/2020 pandemi masih tidak terkendali, dia memprediksi kontraksi akan semakin parah.

Harrymenyebut sektor yang berhubungan dengan supermarket dan kesehatan akan menjadi dua di antara sektor yang cukup tangguh menghadapi dampak dari PSBB yang mulai diterapkan pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper