Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mengantongi angka prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp501 miliar hingga semester I/2020.
Direktur Keuangan Pakuwon Jati Minarto Basuki mengatakan, jumlah tersebut telah mencakup 47 persen dari target prapenjualan tahun 2020 sebesar Rp1,06 triliun. Angka tersebut merupakan hasil revisi dari target sebelumnya senilai Rp1,7 triliun.
"Kebanyakan hasil prapenjualan berasal dari proyek rumah tapak kami, Grand Pakuwon di Surabaya yang juga menyumbangkan 20 persen pendapatan hingga semester I/2020," jelasnya dalam paparan publik perusahaan pada Selasa (25/8/2020).
Direktur Pengembangan Bisnis Pakuwon Jati, Ivy Wong melanjutkan, pihaknya mulai melihat adanya pemulihan terhadap marketing sales perusahaan pada kuartal III/2020. Hal ini terlihat dari banyaknya inquiry dari konsumen terhadap proyek-proyek residensial perusahaan.
Untuk sisa tahun 2020, Ivy mengatakan perusahaan akan fokus untuk memasarkan proyek yang sudah ada atau inventory. Hal ini mencakup proyek yang sedang dibangun dan proyek yang sudah rampung baik di Jakarta maupun di Surabaya.
Dengan strategi tersebut, perusahaan mengaku optimistis dapat mencapai target prapenjualan hingga akhir tahun.
"Total inventory kami saat ini mencapai Rp5 triliun, jadi masih lebih dari cukup untuk mencapai target akhir tahun," ungkapnya.
Di sisi lain, segmen pendapatan berulang (recurring income) perusahaan diperkirakan masih akan terhambat pada tahun ini. Pemberlakuan protokol kesehatan ditengah pandemi virus corona membuat perusahaan tidak dapat meningkatkan jumlah pengunjung di pusat-pusat perbelanjaan secara signifikan.
Ivy menjelaskan, pada hari kerja, jumlah pengunjung secara harian mengalami penurunan 50 persen hingga 60 persen dibandingkan dengan masa sebelum pandemi virus corona. Sementara, pada akhir pekan, jumlah pengunjung menurun sekitar 40 persen.
Akibat pembatasan jumlah pengunjung, PWON mengalami penurunan pendapatan 36 persen dari segmen pendapatan ini. Sedangkan, penerimaan dari sisi residensial juga terkoreksi 52 persen.
Pada paruh pertama 2020, emiten pemilik pusat perbelanjaan Gandaria City tersebut mencatat pendapatan Rp1,97 triliun. Jumlah tersebut menurun 43,7 persen dibandingkan pendapatan pada semester I/2019 senilai Rp3,5 triliun.
"Kemungkinan untuk pulihnya masih cukup sulit untuk tahun ini. Kami akan usahakan segmen ini pulih antara kuartal IV/2020 hingga kuartal I/2021," imbuhnya.