Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten yang bergerak di sektor infrastruktur diyakini bakal pulih seiring dengan agenda pembangunan infrastruktur yang akan terus bergulir.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan pembangunan infrastruktur sebagai perwujudan dari rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020—2024 akan memantik peluang bagi emiten dari kalangan BUMN.
Dia menyebut, walaupun porsi BUMN lebih kecil dari APBN dan swasta, arahan utama dari RPJMN 2020—2024 adalah program pembangunan wilayah, lintas wilayah, juga proyek pembangunan infrastruktur di Papua.
"Dengan demikian, kemungkinan besar anggaran RPJMN untuk BUMN lebih ditekankan ke anak perusahaan dalam ranah konstruksi,” paparnya kepada Bisnis, Kamis (14/08/2020).
Frankie mengatakan alokasi dalam RPJMN dapat menopang pemulihan kinerja perusahaan pelat merah. WSKT, WSBP, dan WIKA menurutnya bisa menjadi rekomendasi karena secara valuasi rasio price to book value (PBV) cukup rendah di bawah satu kali.
Di lain pihak, Direktur CSA Institute Aria Santoso menilai prospek emiten BUMN dan anak usaha di sektor konstruksi dan infrastruktur masih memiliki potensi yang menarik. Pasalnya, masih tersedia berbagai proyek dengan nilai ribuan triliun yang masih akan digarap.
“Pemulihan kinerja memang secara siklus bisnis juga lebih besar realisasi anggaran di semester II/2020,” jelasnya.
Adapun, Aria menyebut emiten yang masih menarik dari sektor itu yakni PTPP, WIKA, WSKT, ADHI, dan PGAS. Untuk BUMN sektor transportasi dan logistik, Aria menyebut IPCM cukup menarik. Pasalnya, perseroan dapat mempertahankan kinerja yang positif pada kuartal II/2020.
“Dengan adanya pemulihan di berbagai bidang bisnis akan memberikan sentimen positif untuk pertumbuhan selanjutnya,” imbuhnya.
Di sisi lain, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper menilai perusahaan di sektor konstruksi saat ini hanya fokus mengerjakan proyek carry over dari tahun lalu. Proyek baru masih ada namun menurutnya memiliki nilai relatif kecil.
Sementara itu, Dennies mengatakan sektor transportasi dan logistik mengalami perbaikan dalam satu bulan terakhir. Namun, kondisi itu menurutnya masih jauh dibandingkan dengan tahun lalu.