Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Consumer Moncer, Saham INDF Paling Banyak Diburu Investor

Hingga akhir sesi I, saham Indofood Sukses Makmur ditransaksikan senilai Rp47,46 miliar, tertinggi dibandingkan saham consumer lainnya.
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk./indofood.com
Petugas sedang menurunkan karton produk mi instan Indomie. Mi instan merupakan salah satu produk unggulan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk./indofood.com

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas saham konsumer menghijau hingga akhir sesi I perdagangan Kamis (13/8/2020) dan turut mendorong penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG).

Indeks saham consumer naik 0,73 persen atau 14,04 poin ke level  1.929,312 hingga akhir sesi pertama. Berdasarkan tingkat kenaikan harga, PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) mencetak kenaikan saham tertinggi sebesa 10,57 persen atau 26 poin ke level Rp272. Emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) berada pada posisi kedua dengan penguatan sebesar 3,12 persen atau 30 poin ke level Rp990.

Beberapa emiten konsumer berkapitalisasi besar juga nyatanya mengalami penguatan seperti diantaranya PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) (1,77 persen), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) (+1,33 persen), dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) (1,24 persen). Selanjutnya PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) (0.62 persen), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) (0,29 persen, dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) (0,29 persen).

Berdasarkan nilai transaksin, INDF adalah saham sektor konsumer yang paling banyak ditransaksikan sepanjang sesi pertama perdagangan hari ini. Dengan total transaksi sebesar Rp47,46 miliar, total beli bersih asing untuk saham INDF di pasar reguler mencapai Rp16,29 miliar.

Dari sisi fundamental, Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mengatakan kinerja INDF cukup cemerlang terbukti dari capaian laba bersih INDF pada kuartal kedua tahun ini sebesar Rp1,4 triliun, mampu meningkat 20,3 persen secara tahunan dan 2,5 persen secara kuartalan.

Laba bersih perseroan pada paruh pertama tahun ini juga sejalan dengan ekspektasi sekuritas yakni 55,1 persen dan proyeksi konsensus 53,9 persen dari total target pendapatan untuk keseluruhan tahun 2020 yang didukung oleh pemulihan sektor agribisnis

“Selama kuartal kedua tahun 2020, hanya Bogasari yang mencatatkan pertumbuhan negatif yang disebabkan oleh menurunya harga jual rata-rata atau average selling price,” ungkap Mimi dalam publikasi risetnya, Senin (10/8/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper