Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terus Pecahkan Rekor, Harga Emas Sentuh US$2.044 per Troy Ounce

Emas terus memperbarui rekor tertingginya karena pandemi virus corona mendorong serangkaian stimulus yang belum pernah digelontorkan sebelumnya untuk menopang ekonomi.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terus naik di atas level US$2.000 per troy ounce dan memperbarui rekor tertingginya.

Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 07.04 WIB, harga emas spot terpantau menguat menguat 0,17 persen atau 3,37 poin di posisi US$2.022,58 per troy ounce pada Rabu (5/8/2020).

Sementara itu, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2020 menguat 1,18 persen atau 23,80 poin ke level US$2.044,80 per troy ounce.

Adapun, indeks dolar AS hari ini terpantau melemah 0,22 persen atau 0,203 poin ke level 93,179 pada pukul 07.12 WIB.

Emas terus memperbarui rekor tertingginya karena pandemi virus corona mendorong serangkaian stimulus yang belum pernah digelontorkan sebelumnya untuk menopang ekonomi. Di antara stimulus tersebut termasuk penurunan suku bunga, yang merupakan keuntungan bagi emas.

Selain itu, mendidihnya ketegangan geopolitik, termasuk ledakan besar di pelabuhan utama Lebanon pada hari Selasa, juga meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven ini.

"Orang-orang menginginkan keselamatan, dan keselamatan saat ini adalah emas karena obligasi pemerintah tidak menghasilkan," ujar analis pasar senior RJO Futures, Bob Haberkorn, seperti dikutip Bloomberg.

Kepemilikan reksa dana yang diperdagangkan di bursa (exchange traded-fund/ETF) dengan underlying asset emas dan perak telah ke rekor tertinggi dalam sepekan terakhir di tengah kekhawatiran tentang dampak dari pandemi.

Investor sangat khawatir terhadap prospek global sehingga kepemilikan ETF di seluruh dunia sekarang hanya ada berada di belakang cadangan emas resmi AS.

Dampak pandemi telah mendorong imbal hasil nyata lebih dalam ke wilayah negatif, yang telah meningkatkan minat terhadap emas. Analis TD Securities Ryan McKay mengatakan penurunan imbal hasil di bawah minus 1 persen pada obligasi tenor 10 tahun tergolong cukup besar.

Para investor juga tengah memantau dengan cermat upaya-upaya di Washington untuk menegosiasikan paket bantuan virus corona yang dianggap banyak orang sebagai kunci untuk menjaga perekonomian tetap stabil. Tekanan siap menghadang karena Senat akan libur hari Jumat dan di saat yang sejumlah data ketenagakerjaan akan dirilis.

Pemimpin Senat dari partai Demokrat Chuck Schumer mengatakan bahwa Kongres AS bergerak ke arah yang benar dalam pembicaraan stimulus meskipun masih ada sejumlah perbedaan yang menghalangi.

Kepala Perdagangan Derivatif BMO Capital Markets Tai Wong mengatakan pernyataan Schumer memberikan sinyal stimulus akan mengucur dan hal ini sangat membantu pergerakan saham dan emas.

"Ini artinya departemen keuangan akan meminjam triliunan dolar yang suatu hari nanti harus kita bayar," ujarnya seperti dikutip Bloomberg.

Dengan lebih banyak stimulus, Goldman Sachs Group Inc. mengatakan bahwa emas adalah mata uang pilihan terakhir di tengah ancaman inflasi terhadap dolar. Goldman memperkirakan harga emas akan reli ke US$ 2.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper