Bisnis.com, JAKARTA – Laju saham PT Prima Cakrawala Abadi Tbk. bangkit dari mati suri karena naik secara signifikan. Sebanyak 25 saham Prima Cakrawala Abadi tercatat dimiliki PT Asabri.
Berdasarkan data Bloomberg harga saham emiten berkode saham PCAR itu meroket hingga 80,37 persen dalam sebulan terakhir. Pada awal Juli lalu, PCAR terparkir di level terendah Rp186 per saham lalu meroket hingga Rp440 per saham.
Adapun pada perdagangan kemarin (3/8/2020), saham PCAR terparkir di level Rp386. Turun 6,76 persen. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham PCAR stagnan dan tidak ada transaksi saham sekali.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham PCAR berada di level tertinggi pada 28 Desember 2018. Saat itu harga PCAR menembus 5.350. Emiten makanan olahan ini resmi menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 29 Desember 2017 dengan harga saham 150.
Dengan kata lain, dalam satu tahun sejak IPO, harga saham PCAR sudah meroket berpuluh kali lipat. Sejak mencapai puncak tertinggi, saham PCAR perlahan merosot hingga ke level 200 pada 14 Juli 2020. Selama tahun berjalan saham PCAR telah terkoreksi 64,91 persen.
Direktur Utama Prima Cakrawala Abadi Raditya Wardhana mengatakan tidak mengetahui penyebab kenaikan harga saham perseroan secara signifikan. Pasalnya, perseroan tidak memiliki rencana aksi korporasi dalam 3 bulan terakhir yang dapat mempengaruhi harga saham.
Baca Juga
“Perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi dalam waktu dekat termasuk rencana korporasi yang berakibat pada harga saham,” katanya dalam keterangan resmi pada Selasa 94/8/2020).
Sebagai informasi, pada semester I/2020 PCAR membukukan pendapatan Rp23,40 miliar. Akan tetapi, emiten pengolah rajungan itu mencatatkan kerugian hingga Rp9,65 miliar.
PCAR merupakan portofolio yang dimiliki oleh PT Jiwasraya dan PT Asabri. Saat ini Jiwasraya tidak lagi menjadi pemilik saham mayoritas. Namun, Asabri masih memiliki 25,13 persen saham PCAR.
Berdasarkan catatan Bisnis, Direktur Utama Prima Cakrawala Abadi Raditya Wardhana menegaskan tidak memiliki hubungan personal dengan Benny Tjokrosaputro yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Selain itu, perseroan juga tidak mengetahui alasan PT Jiwasraya dan PT Asabri mengoleksi saham PCAR dalam jumlah besar.
“Saya tidak memahami [alasan] kedua perusahaan memiliki saham di kami. Semua yang terjadi market [di luar kendali], kami fokus mengurusi operasional,” katanya dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (15/1/2020)