Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

15 Perusahaan Antre IPO di Bursa Efek Indonesia

BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak hanya mementingkan kuantitas tetapi juga kualitas perusahaan yang IPO.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com,JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut animo perusahaan yang ingin mencatatkan sahamnya masih tinggi hingga pekan terakhir Juli 2020. BEI berupaya menjamin perusahaan yang go public memiliki kualitas yang baik.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengungkapkan sudah ada 33 perusahaan baru yang sudah tercatat sampai dengan 24 Juli 2020. Pihaknya mengklaim ada belasan perusahaan yang antre IPO hingga saat ini.

“Masih ada 15 perusahaan baru yang masih dalam proses izin,” ujarnya di sela-sela diskusi daring, Selasa (28/7/2020).

Hasan menilai tingginya minat perusahaan untuk melantai di BEI tidak terlepas dari kebutuhan pendanaan. Hal itu sebagai alternatif sumber penggalangan dana selain perbankan.

Di tengah tingginya minat IPO, dia menyatakan BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak hanya mementingkan kuantitas tetapi juga kualitas. Proses seleksi serta pemeriksaan dilakukan bersama dengan otoritas pada tahap awal baik di pasar perdana maupun sekunder.

Hasan menjelaskan bahwa perusahaan baru di pasar mau tidak mau mengandung risiko lebih. Pasalnya, rekam jejak dan data historis yang mendukung proyeksi asumsi kinerja ke depan masih terbatas dibandingkan dengan emiten yang lebih dulu melantai di bursa.

“Memang bagi para investor tidak jarang mengalami kejadian saat  IPO saham naik kemudian ada pembalikan setelah sekian waktu mengalami potensi kerugian,” jelasnya.

Kendati demikian, lanjut dia, banyak juga perusahaan IPO yang kemudian melanjutkan tren kenaikan ditopang fundamental yang baik. Menurutnya, saham IPO bukan untuk semua kalangan investor.

“Tidak semua investor memiliki kecukupan pemahaman akan potensi atau proyeksi dari saham-saham IPO,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper