Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulan Lalu AKR Corporindo (AKRA) bagi Dividen Tunai, Bulan Depan bagi Dividen Interim

Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu mengatakanpada Senin (27/7/2020) perseroan mengumumkan pembagian dividen interim senilai Rp50 per saham.
Dari kiri ke kanan : Komisaris AKR Nyoman Mastra, Presiden Direktur AKRHaryanto Adikoesoemo, dan Komisaris AKR Fauzi Ichsan. RUPS AKR Corporindo pada 30 April 2020 mengangkat Fauzi Ichsan sebagai komisaris yang baru menggantikan Agus D. Martowardojo./AKR
Dari kiri ke kanan : Komisaris AKR Nyoman Mastra, Presiden Direktur AKRHaryanto Adikoesoemo, dan Komisaris AKR Fauzi Ichsan. RUPS AKR Corporindo pada 30 April 2020 mengangkat Fauzi Ichsan sebagai komisaris yang baru menggantikan Agus D. Martowardojo./AKR

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten distributor minyak, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) mengumumkan pembagian dividen interim untuk tahun 2020 sebesar Rp50 per saham.

Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu mengatakanpada Senin (27/7/2020) perseroan mengumumkan pembagian dividen interim senilai Rp50 per saham. Tanggal pencatatan untuk dividen interim ialah pada 6 Agustus 2020.

"Dividen interim akan dibayarkan kepada pemegang saham yang memenuhi syarat pada tanggal 13 Agustus 2020," paparnya dalam siaran pers.

Jadwal pembagian dividen interim ialah cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 4 Agustus 2020, ex dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 5 Agustus 2020, serta cum dividen di pasar tunai pada 6 Agustus 2020.

Selanjutnya, ex dividen di pasar tunai pada 7 Agustus 2020, recording date pada 6 Agustus 2020, dan pembagian dividen interim pada 13 Agustus 2020.

Pembagian dividen interim hanya berselang kurang dari 2 bulan sejak AKRA membagikan dividen tunai.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar Kamis, (30/4/2020) di kawasan Kebun Jeruk, Jakarta, para pemegang saham telah menyetujui rekomendasi jajaran direksi untuk besaran dividen.

Mereka sepakat akan membayarkan dividen dengan payout ratio 61,6 persen dari laba bersih per akhir Desember 2019 atau sebesar Rp441,6 miliar dari total laba bersih Rp717,2 miliar. Adapun sisa laba Rp275,4 miliar akan dicatatkan sebagai laba ditahan. Pembayaran dividen tunai dilakukan pada 3 Juni 2020.

Sementara itu, Vembu meyakini kinerja keuangan AKRA semakin moncer seiring dengan kenaikan alokasi penyaluran bahan nabati atau fatty acid methyl ester (FAME) untuk pencampuran biodiesel.

"Kenaikan alokasi FAME itu akan membantu perseroan mengimbangi potensi penurunan kinerja di beberapa pos," imbuhnya..

Pasalnya, volume distribusi bahan kimia dasar diproyeksi turun seiring dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah Indonesia untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Dengan demikian, alokasi FAME yang naik ini, target volume distribusi yang ditargetkan tahun ini sekitar 10-15 persen lebih tinggi daripada realisasi tahun lalu optimis tercapai,” ujarnya.

Di sisi lain, Vembu menjelaskan bahwa kinerja perseroan pada paruh kedua tahun ini juga akan terbantu dengan diversifikasi usaha melalui penjualan lahan di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate atau JIIPE di Gresik.

Dia mengaku sedang dalam beberapa diskusi dengan calon pembeli lahan baru dan berharap permintaan lahan masih akan tetap tinggi pada semester II/2020.

Apalagi, mengingat sepanjang paruh pertama tahun ini kinerja penjualan lahan industri naik signifikan 2.199 persen ke Rp240,1 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Adapun, emiten berkode saham AKRA itu membukukan pertumbuhan pendapatan 2,9 persen pada semester I/2020 menjadi sebesar Rp10 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp9,71 triliun.

Perseroan juga tercatat menekan beberapa pos beban salah satunya beban penjualan menjadi hanya sebesar Rp29 miliar dibandingkan dengan semester I/2019 sebesar Rp35,7 miliar.

Dengan demikian, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 10 persen menjadi Rp431,5 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp390,76 miliar.

Padahal, harga minyak global sepanjang paruh pertama tahun ini telah turun 32,4 persen dan sempat diperdagangkan di area minus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper