Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat di Pasar Spot, Jisdor koreksi 14 Poin

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.669 per dolar AS, melemah 14 poin atau 0,09 persen dari posisi Rp14.655 pada Rabu (22/7/2020).
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.669 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Kamis (23/7/2020).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.669 per dolar AS, melemah 14 poin atau 0,09 persen dari posisi Rp14.655 pada Rabu (22/7/2020).

Pada perdagangan Kamis (23/7/2020) pukul 11.01 WIB, rupiah di pasar spot menguat 0,31 persen atau 45,5 poin menjadi Rp14.604,5 per dolar AS. Indeks dolar AS kembali turun 0,06 persen menuju 94,934.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar merespons positif tercapainya kesepakatan para pemimpin Uni Eropa terkait paket penyelamatan ekonomi untuk menghadapi pandemi Covid-19.

“Selain itu, ada kabar positif dari Pfizer dan BioNTech yang melaporkan data awal positif seputar vaksin anti-corona yang mereka kembangkan,” tutur Ibrahim.

Dari dalam negeri, pemerintah sedang mengupayakan pengembangan vaksin virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Melalui cuitan di Twitter, Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa Indonesia akan segera menggelar uji coba vaksin tahap ketiga.

Jika berhasil, maka Bio Farma akan memproduksi vaksin dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun. Pemerintah getol dalam penanganan Covid-19 karena apabila tidak ditangani secara serius maka virus ini akan mengancam keberlangsungan ekonomi.

Upaya untuk meredam penyebaran virus melalui pembatasan sosial (social distancing) sudah dilaksanakan, tapi kurang efektif. Hal ini membuat roda ekonomi tidak bergerak, akibatnya perekonomian dalam negeri terus terkontraksi.

"Ancaman ini tidak akan hilang sebelum virus corona berhasil dienyahkan. Obat dan vaksin menjadi kuncinya. Begitu sarana untuk membasmi virus corona sudah tersedia, maka dunia akan kembali hidup normal dan roda ekonomi berputar lagi," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper