Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Catat Rapor Merah di Akhir Pekan, Ini Penyebabnya

Sebanyak enam dari sepuluh sektor yang ada menunjukkan kinerja negatif pada perdagangan hari ini. Indeks melemah sejalan dengan aksi jual investor asing yang secara netto mencapai Rp400,68 miliar.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) harus rela parkir di zona merah pada perdagangan akhir pekan ini setelah terkoreksi 18,78 poin atau 0,37 persen ke level 5.097,58. 

Dibuka pada level 5.098,37, indeks terpantau merayap di zona merah sejak awal perdagangan meski masih bertahan di atas 5.000. Adapun level terbawah yang sempat dicicipi indeks pada hari ini ada di 5.072,55.

Pada akhir perdagangan, tercatat hanya 190 saham yang mampu menghijau, sedangkan 235 saham memerah, dan 162 lainnya tak bergeming dari posisinya semula. 

Secara sektoral, enam dari sepuluh sektor yang ada menunjukkan kinerja negatif. Pelemahan terdalam dialami oleh sektor property yang terkoreksi 1,23 persen. Diikuti oleh sektor finansial yang turun 1,01 persen dan sektor barang konsumsi yang melemah 0,64 persen.

Aksi jual bersih investor asing turut menjadi penekan pergerakan indeks hari ini. Asing tercatat membukukan net foreign sell mencapai Rp400,68 miliar di seluruh pasar. Sementara total transaksi yang tercatat adalah Rp7,10 triliun.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau TLKM dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. alias BBRI menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan net foreign sell masing-masing mencapai Rp206,4 miliar dan Rp193,5 miliar.

Keduanya juga mencatatkan rapor merah pada perdagangan hari ini. TLKM terpantau turun 1,29 persen ke level 3.060 per saham dan BBRI turun 1,27 persen ke level 3.100 per saham.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan merahnya pergerakan indeks hari ini dibayangi oleh sentimen dari global yakni meningkatnya tensi antara Amerika Serikat dan China, serta kekhawatiran akan gelombang kedua pandemi.

Selain itu, dia menilai tidak ada data makroekonomi domestik maupun global yang memberikan high positive impact terhadap pasar, termasuk pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. 

Menurutnya, penurunan suku bunga ke level terendah sepanjang sejarah itu ternyata tidak terlalu mendapatkan respons positif dari pasar, terbukti dengan pergerakan IHSG yang tak tertolong di akhir pekan ini.

“Untuk hari ini tidak [terpengaruh] karena kemarin saja penguatan IHSG tidak signifikan,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper