Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Klaster Covid-19 di Pabrik Unilever Tulari Keluarga, Bagaimana Dampaknya ke Saham?

Berbagai sentimen negatif yang menerpa emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dalam dua pekan terakhir tampak memiliki pengaruh terbatas pada pergerakan sahamnya.
logo Unilever
logo Unilever

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Bekasi menyatakan 21 buruh di pabrik Unilever di kawasan industri Jababeka, Cikarang, yang terinfeksi Covid-19 menularkan virus kepada 15 anggota keluarganya di rumah.

Bagaimana dampaknya terhadap saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)?

Seperti dikutip dari Antara, Pemerintah Kabupaten Bekasi menyatakan 21 buruh di pabrik Unilever di kawasan industri Jababeka, Cikarang yang terinfeksi Covid-19 menularkan virus Corona kepada 15 anggota keluarganya di rumah.

Meskipun demikian, Pemkab Bekasi mengklaim tidak ada penambahan kasus baru dari klaster Covid-19 di pabrik Unilever Cikarang.

"Selama dua hari ini tidak ada penambahan kasus baru," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah.

Dia menuturkan, kasus terakhir Klaster Covid-19 di PT Unilever Cikarang itu tercatat sebanyak 21 buruh Unilever di bagian engineering produksi teh terpapar virus Corona. Mereka lalu menularkan virus itu kepada 15 anggota keluarganya di rumah. Artinya, total kasus dari klaster Unilever sekarang sebanyak 36 orang.

Berbagai sentimen negatif yang menerpa emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dalam dua pekan terakhir tampak memiliki pengaruh terbatas pada pergerakan sahamnya.

Terbukti, pergerakan saham emiten berkode sandi UNVR tersebut berhasil rebound dengan kenaikan tipis 0,32 persen atau 25 poin ke level Rp7.925 hingga akhir sesi I perdagangan Senin (6/7/2020) seiring dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 0,43 persen.

Sepanjang hari ini, saham Unilever bergerak di rentang Rp7.875 - Rp8.000. Total transaksi mencapai 56,96 miliar dengan frekuensi transaksi sebanyak 2.371 kali. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp302,34 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis, saham UNVR memang diselimuti sentimen negatif perseroan selama dua pekan terakhir.

Pertama, emiten tersebut menjadi perbincangan warganet perihal keputusan induk usahanya Unilever Global untuk mendukung komunitas Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer, and Intersex (LGBTQI+).

Bahkan, dengan keputusan tersebut, Unilever Global mengubah logo perusahaan besar tersebut mengikuti identitas warna kebanggaan komunitas tersebut.

Dianggap tak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia, berbondong-bondong warganet meninggalkan komentar kekecewaan di laman media sosial milik Unilever Indonesia.

Media Relations Manager Unilever Indonesia Adisty Nilasari mengungkap bahwa pernyataan mendukung komunitas LGBTQI+ memang datang dari induk usaha global. Sepanjang berdirinya Unilever Indonesia, tidak pernah sekalipun perseroan mempromosikan polemik norma tersebut ke permukaan.

“Di tempat kita beroperasi itu beda-beda value yang diangkat. Kalau di Indonesia inklusifitasnya yang banyak kita gaungkan yakni tentang women empowerment, bagaimana akses untuk difabel, bagaimana kita di tempat kerja memberikan inklusivitas tidak membedakan gender, agama, ras, golongan,” ujar Adisty kepada Bisnis, Minggu (28/6/2020).

Terkait wacana pemboikotan produk, dia mengakui pihaknya memonitor media sosial secara berkala dan mengetahui adanya pembicaraan tersebut. Untuk selanjutnya, perseroan akan merilis keterangan lebih lanjut mengenai hal tersebut.

Di lantai bursa, hal ini jelas menjadi momok tersendiri bagi perseroan mengingat emiten tersebut adalah salah satu anggota konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

Kedua, emiten mengumumkan konfirmasi beberapa karyawan yang terdeteksi mengidap infeksi Covid-19 di area fasilitas produksi perseroan di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (2/7/2020).

Direktur Corporate Affairs Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso menyatakan kegiatan operasional segera ditangguhkan begitu mendapat kabar tersebut untuk berfokus menerapkan berbagai langkah preventif dalam upaya menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan.

Namun, dia Sancoyo menegaskan bahwa penghentian sementara kegiatan operasional pabrik di Bekasi tidak akan mempengaruhi ketersediaan produk-produk Unilever di pasaran.

“Kami akan terus memastikan bahwa semua standar keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik kami terpenuhi sebelum kami kembali pada operasional normal,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (2/7/2020).

Selama sepekan terakhir, harga saham UNVR terpantau menyentuh level terendah di level Rp7.875 pada Rabu (1/7/2020).

Sebelumnya, Analis Ciptadana Sekuritas Muhammad Fariz mengatakan bahwa sentimen negatif tersebut hanya bersifat sementara.

“Kalo menurut saya, pressure dari sahamnya lebih karena outflow asing juga. Dan ujung-ujungnya ke depan harga saham UNVR nya akan dihargai sesuai dengan pertumbuhan labanya, dana kestabilan perusahaan, untuk melewati segala tantangan khususnya di saat pandemi seperti ini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper