Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Menguat 0,28 Persen, 110 Saham Hijau

IHSG dibuka menguat persen 0,28 persen atau 13,73 poin menjadi 4.928,12. Terpantau 110 saham menguat, 32 saham melemah, 82 saham stagnan.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan dibuka menguat pada perdagangan Kamis (2/7/2020) seiring dengan peningkatan bursa global.

IHSG dibuka menguat persen 0,28 persen atau 13,73 poin menjadi 4.928,12. Terpantau 110 saham menguat, 32 saham melemah, 82 saham stagnan.

Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mengakhiri pergerakannya di zona hijau dengan menguat 8,99 poin atau 0,18 persen pada perdagangan Rabu (1/7/2020).

Pergerakan indeks kemarin cenderung ekstrem. Begitu pasar dibuka, IHSG melesat ke level tertingginya 4.928,61. Namun penguatan itu tak berlangsung lama dan indeks anjlok ke zona merah meski sempat sedikit menguat kembali.

Kemudian sepanjang perdagangan indeks tertahan di zona merah dengan rentang pergerakan di level 4.905,39—4.885,60. Adapun jelang pasar ditutup, indeks tiba-tiba rebound dan mengakhiri lajunya di level 4.914,38.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 161 saham terpantau menghijau, 242 saham memerah, dan 165 saham stagnan.

Sementara itu, tekanan pasar juga diwarnai oleh aksi jual bersih investor asing yang tercatat mencapai Rp377,80 miliar.

Tiga saham pelat merah yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi yang paling banyak dilepas investor asing. Ketiganya masuk jajaran emiten berkapitalisasi jumbo.

Masing-masing mencatatkan net foreign sell senilai Rp127,2 miliar, Rp76,7 miliar, dan Rp20,0 miliar. Adapun secara kinerja, saham TLKM dan BBNI terkoreksi 0,33 persen dan 0,87 persen, sedangkan BMRI menguat 0,81 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan data inflasi maupun inflasi inti di Tanah Air yang mengalami penurunan merupakan sentimen yang menjadi penghalang bagi IHSG untuk mengalami kenaikan signifikan pada Rabu.

Namun, data-data Purchasing Managers’ Index atau indeks PMI dari negara-negara dengan perekonomian maju yang menunjukkan tren positif memberikan sentimen yang bagus bagi IHSG sehingga bisa ditutup di zona positif.

“Market mengapresiasi kenaikan harga komoditas dunia,” ujar Nafan.

Pada Kamis (2/7/2020), Nafan menyampaikan berdasarkan rasio fibonacci, support pertama maupun kedua IHSG memiliki kisaran level 4.865,27 hingga 4.778,71.

Lebih lanjut, Nafan mengungkapkan resistance pertama maupun kedua memiliki kisaran 4.975,54 dan 5.097,14. Berdasarkan indikator, MACD telah membentuk pola dead cross di area positif sementara Stokastik dan RSI berada di area netral.

“Kendati demikian, terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance,” jelasnya.

Sementara itu, Bursa Asia dibuka menguat seiring dengan kabar baik terkait perkembangan vaksin virus corona di Amerika Serikat yang menekan sentimen lonjakan kasus pandemi serta tensi panas di Hong Kong.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (2/7/2020), mayoritas pasar Asia bergerak di zona hijau pada sesi perdagangan pagi. Indeks Kospi Korea Selatan memimpin reli ini dengan naik 0,8 persen yang disusul oleh bursa Topix Jepang dengan tumbuh 0,7 persen.

Sementara itu, S&P/ASX200 Australia juga menguat tipis sebesar 0,4 persen. Adapun indeks berjangka S&P 500 juga mengalami kenaikan sebanyak 0,5 persen hingga pukul 09:06 waktu Tokyo, Jepang.

Kabar baik dari uji klinis vaksin virus corona yang dilakukan oleh Pfizer Inc. dan BioNtech SE menjadi salah satu katalis positif bursa pada hari ini. Sentimen tersebut seiring dengan laporan dari negara bagian California dan Arizona yang melaporkan lonjakan kasus positif virus corona yang tertinggi.

Sementara itu, Kongres AS telah mengesahkan sanksi kepada bank yang melakukan bisnis dengan otoritas pemerintah China yang terlibat dalam pengekangan demonstrasi pro-demokrasi di Hong Kong. Hubungan AS dan China kian memburuk semenjak penandatangan perjanjian dagang fase pertama dilakukan pada Januari lalu.

Para pelaku pasar juga memperhatikan sentimen dari pertemuan yang dilakukan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Sejumlah tokoh pada pertemuan tersebut menyatakan perekonomian dunia masih membutuhkan dukungan untuk beberapa waktu.

"Ada tensi yang bersifat permanen antara kesehatan perekonomian dan kesehatan dari masyarakat. Ini akan menjadi pemikiran yang mempengaruhi pergerakan saham dalam beberapa pekan atau beberapa bulan mendatang," jelas Global Market Strategist di JPMorgan Asset Management David Lebovitz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper