Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Empat Sektor Topang Penguatan IHSG hingga Akhir Perdagangan

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,18 persen atau 9 poin ke level 4.914,39 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat akhir perdagangan hari ini, Rabu (1/7/2020), setelah berfluktuasi sepanjang perdagangan.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,18 persen atau 9 poin ke level 4.914,39 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (30/6/2020), IHSG ditutup menguat tipis 0,07 persen atau 3,57 poin ke level 4.905,39.

Indeks mengawali perdagangan hari pertama semester II/2020 dengan dibuka naik 0,36 persen ke level 4.922,70, namun terus berfluktuasi sepanjang perdagangan hari ini dalam kisaran 4.887,44-4.928,61.

Sebanyak 4 dari 9 sektor menetap di zona merah pada akhir perdagangan, didorong oleh sektor properti yang melemah 0,99 persen dan infrastruktur yang turun 0,61 persen. 5 sektor lainnya menguat, dipimpin oleh sektor tambang yang naik 1,08 persen.

Sebanyak 161 saham menguat, 242 saham melemah, dan 165 saham stagnan. Volume perdagangan hari ini mencapai 6,78 miliar lembar saham senilai 6,018 triliun.

Indeks saham lainnya di Asia bergerak variatif hari ini, di antaranya S&P/ASX200 Australia yang naik 0,62 persen di level 5.934,40, sedangkan indeks Shanghai Composite ditutup menguat 1,38 persen.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan yang sempat menguat pada pembukaan perdagangan ditutup terkoreksi 0,08 persen dan bertengger di level 2.106,70. Adapun indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,75 persen.

Perdagangan hari ini ditopang oleh sentimen rilis data keyakinan konsumen AS yang mengalami kenaikan terbesar sejak 2011 lalu. Investor juga mencermati pemberlakuan UU Keamanan baru di Hong Kong yang dikeluarkan oleh China.

Selain itu, lonjakan kasus positif pandemi virus corona mengancam laju pemulihan ekonomi yang tengah berjalan. Ahli penyakit menular AS Anthony Fauci menyatakan, jumlah kasus positif dapat menembus angka 100.000 per hari apabila kebijakan yang dilakukan AS tidak berubah.

Di sisi lain, Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pertemuannya dengan Kongres AS menekankan, pengendalian kasus positif virus corona amat vital guna menjaga pemulihan ekonomi dunia.

"Saat ini pasar memiliki optimisme cukup tinggi terkait pemulihan ekonomi yang membentuk pola V. Sehingga, apabila terjadi pembatalan pembukaan kegiatan ekonomi di beberapa negara bagian AS, akan terlihat dampak yang cukup  negatif di sisi ekonomi," jelas Chief Investment Strategist di Northern Trust, Jim McDonald.

 

Pergerakan indeks sektoral
SektorPerubahan (persen)

Properti

-0,99

Infrastruktur

-0,61

Perdagangan

-0,18

Barang konsumsi

-0,8

Aneka idustri

0,09

Industri dasar

+0,38

Pertanian

+0,59

Finansial

+1,03

Tambang

+1,08

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper