Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Kuartal III/2020, IHSG Berhasil Menguat

HSG naik 0,25 persen menuju level 4.917,86. Terpantau 146 saham menguat, 82 saham melemah, dan 109 saham stagnan.
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintas di dekat papan layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (22/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan 0,25 persen pada pembukaan perdagangan Rabu (1/7/2020).

IHSG naik 0,25 persen menuju level 4.917,86. Terpantau 146 saham menguat, 82 saham melemah, dan 109 saham stagnan.

Pada Selasa (30/6/2020) IHSG parkir di level 4.905,39 setelah menguat tipis 0,07 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya,

Sementara itu, Pasar Asia membuka kuartal baru dengan penguatan tipis seiring dengan rilis data ekonomi ditengah pandemi virus corona dan tensi geopolitik China dan Amerika Serikat yang kian memanas.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (1/7/2020), mayoritas bursa Asia dibuka di zona hijau. Indeks S&p/ASX200 Australia menguat 0,3 persen yang diikuti oleh Topix Jepang yang naik 0,62 persen.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan sementara ini menjadi pasar dengan penguatan terbesar dengan naik 0,8 persen dibandingkan perdagangan hari Selasa kemarin. Sementara indeks berjangka S&P 500 terkoreksi 0,3 persen hingga pukul 09.01 waktu Tokyo, Jepang.

Perdagangan hari ini ditopang oleh sentimen rilis data keyakinan konsumen AS yang mengalami kenaikan terbesar sejak 2011 lalu. Investor juga mencermati pemberlakuan UU Keamanan baru di Hong Kong yang dikeluarkan oleh China.

Selain itu, lonjakan kasus positif pandemi virus corona mengancam laju pemulihan ekonomi yang tengah berjalan. Ahli penyakit menular AS Anthony Fauci menyatakan, jumlah kasus positif dapat menembus angka 100.000 per hari apabila kebijakan yang dilakukan AS tidak berubah.

Di sisi lain, Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pertemuannya dengan Kongres AS menekankan, pengendalian kasus positif virus corona amat vital guna menjaga pemulihan ekonomi dunia.

"Saat ini pasar memiliki optimisme cukup tinggi terkait pemulihan ekonomi yang membentuk pola V. Sehingga, apabila terjadi pembatalan pembukaan kegiatan ekonomi di beberapa negara bagian AS, akan terlihat dampak yang cukup negatif di sisi ekonomi," jelas Chief Investment Strategist di Northern Trust, Jim McDonald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper