Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat kompak melemah pada awal perdagangan hari ini, Jumat (26/6/2020), di tengah bangkitnya kekhawatiran seputar lonjakan kasus Covid-19.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks saham acuan S&P 500 turun 0,36 persen atau 11,16 poin ke level 3.072,60 pukul 9.31 waktu New York.
Sejalan dengan S&P, indeks Nasdaq Composite melemah 0,80 persen atau 80,33 poin ke level 9.936,68 dan indeks Dow Jones Industrial Average melorot 1,15 persen atau 295,89 poin ke posisi 25.449,71.
Indeks S&P 500 memperpanjang penurunan mingguannya menjadi sekitar 1 persen seiring dengan bertambahnya laporan lonjakan kasus dan beberapa negara bagian menghentikan rencana pembukaan kembali (reopening).
Sementara itu, data Departemen Perdagangan AS yang dirilis hari ini menunjukkan pengeluaran rumah tangga naik 8,2 persen pada Mei 2020 dari bulan sebelumnya, kenaikan terbesar dalam sejarah pencatatan sejak 1959.
Namun, tingkat pendapatan dilaporkan turun 4,2 persen, lebih kecil dari estimasi penurunan sebesar 6 persen, setelah mencatat rekor kenaikan 10,5 persen pada April yang utamanya didorong oleh pembayaran bantuan rumah tangga.
Baca Juga
Secara garis besar, pasar AS telah mengabaikan kekhawatiran bahwa gelombang kedua Covid-19 dapat memaksa para pembuat kebijakan untuk memutarbalik rencana reopening. Investor tetap yakin bahwa The Fed siap untuk meningkatkan stimulusnya seandainya ekonomi mulai kembali terhuyung-huyung.
“The Fed akan mendukung pasar ini dengan satu atau lain cara,” tutur Manajer Portofolio di Villere & Co. Sandy Villere, seperti dilansir Bloomberg.
“Namun, saya pikir ada beberapa penurunan lagi yang akan terjadi. Sungguh menakjubkan, pasar tidak peduli dengan fundamental atau laporan laba pada saat ini, mereka hanya peduli soal pandemi dan pandemi saja,” imbuhnya.
Dalam pernyataannya pada Jumat, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan pemulihan dari pandemi Covid-19 akan "tertahan" serta akan mengubah bagian-bagian ekonomi secara permanen.
Meski yang terburuk dari krisis ini mungkin sudah berakhir, akan membutuhkan waktu untuk adanya lompatan "fenomenal" dalam tabungan untuk mengalir ke investasi dan pengeluaran yang lebih tinggi.
Di pasar mata uang, Bloomberg Dollar Spot Index naik 0,2 persen, nilai tukar euro terhadap dolar AS berada di US$1,1218, dan yen Jepang menguat 0,2 persen menjadi 106,97 per dolar AS.