Bisnis.com, JAKARTA – Ekspektasi terhadap pasar modal di Singapura belum menyamai optimisme yang terpancar dari investor di pasar dunia.
Dilansir dari Bloomberg pada Minggu (14/6/2020), pengelola dana dan analis di Fidelity International Ltd., Citigroup Inc. dan Bank of Singapore Ltd. memasang outlook bullish pada pasar modal Singapura, yang memiliki valuasi US$396 miliar.
Faktor-faktor yang mendukung sentimen tersebut adalah harga saham, stimulus fiskal dan pembukaan kembali ekonomi.
Namun, sisi penjualan pada bursa ini dinilai tidak memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap indeks benchmark negara tersebut.
Head of Investment Strategy di Bank of Singapore Eli Lee menuturkan valuasi saham yang murah di bursa Singapura akan menjadi momentum positif bagi saham Negeri Singa. Pasalnya, investor saat ini tengah mencari saham-saham yang memiliki performa yang rendah guna mendapat return maksimal.
“Meski sisi penjualan tidak memberikan optimisme yang cukup, tetapi kebijakan pasar global yang cenderung siklikal dan valuasi saham ini akan menjadi faktor pendukung saham Singapura dalam jangka pendek,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Head of Asia Investment Strategy Citigroup Ken Peng mengatakan stimulus fiskal yang dikucurkan pemerintah Singapura untuk melawan pandemi virus corona membuat pasar Singapura atraktif di mata investor. Dia memperkirakan sektor industri, ekspor, dan transportasi menjadi sektor pemimpin pergerakan positif bursa Singapura.
“Singapura menjadi salah satu pasar termurah di Asia dan saat ini ekonomi di negara tersebut akan kembali dibuka,” ujar pengelola dana di Fidelity International, Paras Anand dan George Efstathopoulos.
Berdasarkan konsensus para analis, indeks The Stratits Times diproyeksikan akan tumbuh 10 persen dalam periode satu tahun mendatang, estimasi pertumbuhan terendah sejak 2018. Adapun, indeks ini telah naik 19 persen sejak mencapai titik terendahnya pada Maret lalu.
Indeks ini juga masih tumbuh negatif 17 persen secara tahunan dan diperdagangkan pada valuasi terendah dengan book value sebesar 0,9 kali, jauh di bawah Indeks MSCI All-Country World dengan book value 2,2 kali.