Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mulai Jenuh, Bursa Asia Bergerak Variatif

Pasar saham global, termasuk di Asia yang mencetak reli berkali-kali sejak Maret 2020 disebut mulai mengalami kejenuhan. Hanya katalis positif yang bisa mengangkat kembali laju pasar saham.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com,JAKARTA - Sejumlah bursa saham Asia bergerak variatif pada sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat (5/6/2020). Pergerakan bursa global termasuk di Asia disebut mulai mengendur setelah mencetak reli beberapa kali sejak Maret 2020.

Bursa Jepang terpantau turun sementara indeks saham di China, Hong Kong, Korea Selatan, dan Australia cenderung datar.

Dilansir dari Bloomberg, Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing terkoreksi 0,35 persen dan 0,36 persen, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,15 persen, dan indeks Shanghai Composite China melemah 0,23 persen.

Di sisi lain, indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,60 persen dan indeks Taiex Taiwan naik 0,28 persen pukul 9.14 WIB

Sebelumnya, Wall Street ditutup melemah setelah mencetak reli empat hari berturut-turut. Reli saham pekan lalu mengantarkan valuasi indeks S&P500 ke level tertinggi sejak era 2000-an.

Kepala Strategi Pasar Global Invesco Kristina Hooper mengatakan pergerakan pasar saham global termasuk di Asia yang mulai mengendur terbilang wajar. Dia beralasan, sejak 23 Maret 2020 pasar saham merangkak naik dan beberapa kali mencetak reli.

"Kami tidak mungkin melihat reli berlanjut apda kecepatan yang sama sampai ada katalis lain yang membuat saham bergerak maju," ujarnya.

Bursa saham global memang telah tersengat sejak Maret dan membawa valuasi saham ke level yang terbilang mahal dalam dua dekade terakhir. Tidak mengherankan bila secara teknikal, pasar saham menuju level overbought atau jenuh beli.

Investor disebut sedang menunggu rencana lebih lanjut dari stimulus ekonomi di Amerika Serikat. Pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump telah menunda jadwal pengumuman terkait stimulus dari semula pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper