Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memangkas sedikit penguatannya dan kembali ke bawah level 5.000 pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (4/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di level 4.983,19 dengan penguatan 42,18 poin atau 0,85 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (3/6/2020), IHSG ditutup di level 4.941,01 dengan lonjakan 1,93 persen atau 93,50 poin, reli kenaikan hari keenam beruntun sejak perdagangan Selasa (26/5/2020).
Penguatan indeks berlanjut dan sempat mengencang hingga menembus level 5.000 pada awal perdagangan Kamis (5/6). Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.941,06 – 5.014,76.
Menurut Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher, penguatan indeks utamanya didorong optimisme para pelaku pasar seputar pembukaan kembali atau re-opening ekonomi di banyak negara.
Mulai kembalinya aktivitas ekonomi, terutama di Amerika Serikat, diyakini bakal membalikkan kondisi ekonomi yang selama ini tertekan dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga
“Akan tetapi, penguatan akan cukup terbatas di tengah banyaknya ketidakpastian akibat dari new normal dan kekhawatiran akibat kerusuhan di Amerika Serikat serta meningginya tensi AS dan China di laut China Selatan,” papar Dennies dalam risetnya.
Indeks diproyeksikan akan bergerak pada level resistance 5.029—4.985 dan level support 4.872—4.803.
Di sisi lain, Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya berpendapat IHSG berpotensi terkoreksi dengan pergerakan dalam kisaran level 4.711 – 4.998.
“Pola gerak IHSG masih terlihat berusaha menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik, hal ini juga ditopang oleh mulai kembalinya investor asing ke dalam pasar modal Indonesia,” tulis William melalui riset harian yang diterima Bisnis.
“Namun, peluang tekanan masih cukup besar sehingga para investor masih dapat memanfaatkan momentum koreksi wajar untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek,” tambahnya.
Sebanyak 8 dari 9 sektor menetap di zona hijau pada akhir sesi I, dipimpin properti (+2,77 persen) dan pertanian (+1,77 persen). Satu-satunya sektor yang mendarat di zona merah adalah aneka industri (-0,98 persen).
Dari 692 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 238 saham menguat, 145 saham melemah, dan 309 saham stagnan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing naik 1,73 persen dan 1,82 persen menjadi pendorong utama IHSG pada akhir sesi I.
Di sisi lain, saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang masing-masing turun 1,64 persen dan 6,65 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya penguatan IHSG.
Sementara itu, indeks saham lain di Asia tampak bergerak variatif siang ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing naik tipis 0,09 persen dan 0,25 persen, sedangkan Kospi Korea Selatan naik 0,18 persen.
Sebaliknya, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 terkoreksi 0,21 persen dan 0,16 persen masing-masing, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,11 persen.
Di pasar mata uang domestik, nilai tukar rupiah tergelincir dari penguatannya terhadap dolar AS dan terpantau melemah 45 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp14.140 per dolar AS pukul 11.38 WIB, di tengah rebound dolar AS.