Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kematian George Floyd Dapat Picu Harga Emas dan Rupiah, Mengapa?

Berdasarkan data Bloomberg, pada Selasa (2/6/2020) pukul 08.18 WIB, harga emas Comex kontrak Agustus 2020 naik 0,09 persen ke posisi US$1.751,9 per troy ounce. Sementara itu harga emas di pasar spot koreksi 0,11 persen ke level US$1.737,67 per troy ounce.
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kematian George Floyd akibat kekerasan yang dilakukan oleh Derek Chauvin telah membuat Amerika Serikat membara. Analis menilai hal itu akan membuat harga emas melambung.

Berdasarkan data Bloomberg, pada Selasa (2/6/2020) pukul 08.18 WIB, harga emas Comex kontrak Agustus 2020 naik 0,09 persen ke posisi US$1.751,9 per troy ounce. Sementara itu harga emas di pasar spot koreksi 0,11 persen ke level US$1.737,67 per troy ounce.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan mata uang Negeri Paman Sam di hadapan enam mata uang utama dunia lainnya turun 0,03 persen ke posisi 97,805.

Analis Capital Futures Wahyu Laksono pun mengatakan kemarahan publik akan memicu penguatan harga emas dalam jangka pendek. Menurutnya harga emas bakal menguji level US$1.750 sampai dengan US$1.760 per ounce.

Oleh sebab itu menurutnya ini momen yang tepat untuk berinvestasi pada emas. Selain itu, Wahyu menambahkan kemarahan publik saat ini sangan mudah dipicu oleh isu sensitif.

“Pemerintah kita harus waspada dengan isu yang sensitif karena kerusuhan di Hongkong dan Amerika Serikat terjadi karena isu kecil tapi berpengaruh pada fundamental ekonomi dan politik,” katanya kepada Bisnis pada Senin (1/6/2020).

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan aksi protes yang telah berlangsung akibat kematian George Floyd pada Senin [25/5] dapat memicu harga emas naik. Pasalnya, kemarahan publik dapat meningkatkan kewaspadaan untuk menambah aset aman.

“Demo rusuh ini memicu kekhawatiran pasar akan prospek perekonomian AS jangka pendek sehingga kalau demo rusuh ini berlanjut bisa memicu harga emas menyentuh level tertinggi tahun ini di kisaran US$1765 per ounce,” katanya.

Menurutnya permintaan akan aset safe haven seperti emas akan menguat seiring gelombang protes yang belum memudar. Selain itu, stimulus The Fed yang besar akan membantu penguatan harga emas agar tetap stabil di atas US$1.700 per ounce.

Selain itu, gelombang protes juga akan membuat nilai tukar dollar AS terhadap mata uang lainnya juga akan melemah. Menurutnya kematian dan aksi protes telah menjadi sentimen negative bagi perekonomian Negeri Paman Sam itu. Meskipun hanya bersifat sementara saja.

“[Aksi protes kemungkinan] akan melemahkan nilai tukar dollar AS sehingga rupiah mungkin bisa menguat ke level support Rp14.500 sampai dengan Rp14.450 dengan level resistance di kisaran Rp14.700,” sebutnya.

Sementara itu, sejumlah kota di AS menerapkan jam malam menyusul meluasnya skala aksi protes terkait kematian George Floyd, seorang warga kulit hitam yang meninggal usai ditangkap polisi.

Aksi protes besar-besaran terjadi di setidaknya 30 kota di seluruh AS. Los Angeles, California adalah salah satu yang mengalami situasi paling buruk.

Gubernur California Gavin Newsom mendeklarasikan kondisi darurat di Los Angeles dan memanggil Garda Nasional, tentara cagangan yang dapat dipanggil oleh Presiden ataupun Gubernur AS untuk mengintervensi keadaan darurat di dalam negeri.

Jam malam ditetapkan berlangsung antara pukul 20.00-05.30 waktu setempat setelah toko-toko di kota itu dijarah dan kebakaran terjadi di sejumlah tempat. Ratusan orang telah ditahan terkait aksi protes ini.

Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti menyatakan situasi saat ini merupakan yang terberat yang pernah dialaminya sejak kerusahan besar pada 1992, yang dipicu oleh pemukulan seorang pekerja konstruksi kulit hitam bernama Rodney King oleh polisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper