Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alhamdulillah, Pasar Saham Timur Tengah Kembali Bergairah Setelah Lockdown Dibuka

indeks Tadawul All Share Arab Saudi memimpin pertumbuhan di kawasan ini dengan 4,1 persen
Pergerakan harga saham di Saudi Stock Exchange./Mohammed Almuaalemi/Bloombergn
Pergerakan harga saham di Saudi Stock Exchange./Mohammed Almuaalemi/Bloombergn

Bisnis.com, JAKARTA – Perdagangan pasar modal di kawasan Timur Tengah mengalami pertumbuhan pada Minggu (31/5/2020) seiring dengan pembukaan kembali kegiatan ekonomi di wilayah tersebut setelah lockdown akibat virus corona (Covid-19).

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (1/6/2020), indeks Tadawul All Share Arab Saudi memimpin pertumbuhan di kawasan ini dengan kenaikan 4,1 persen. Sektor perbankan menjadi motor utama kenaikan indeks ini dengan saham  National Commercial Bank tumbuh 7 persen, Al Rajhi Bank naik 2.7 persen, Sabic sebesar 3.4 persen, dan Riyad Bank naik 6.5 persen.

Arab Saudi telah memulai fase kedua pelonggaran lockdown pada Minggu dengan membuka kembali rute penerbangan domestik dan pengurangan jam malam. Pasar lokal ditutup pada akhir minggu kemarin karena bertepatan dengan hari raya Idulfitri. Penutupan ini terjadi ditengah kenaikan optimisme terhadap aset-aset emerging market yang dipengaruhi oleh pelonggaran lockdown dan kenaikan harga minyak.

Sementara itu, indeks di Uni Emirat Arab mengalami pergerakan bervariasi. Indeks DFM General Index ditutup melemah 0,8 persen setelah sempat menguat 0,9 persen. Sementara, indeks berjangka Abu Dhabi menguat 0,5 persen yang didorong oleh kenaikan saham First Abu Dhabi Bank sebesar 0,5 persen.

Pemerintah di Dubai saat ini telah memperbolehkan kantor terisi sebanyak 50 persen dari kapasitas mereka pada Minggu ini. Adapun indeks di Oman dan Mesir juga turut menikmati kenaikan di saat indeks Israel, Kuwait, dan Qatar melemah

Managing Partner Allied Investment Partners PJSC di Dubai Iyad Abu Hweij mengatakan pasar modal di wilayah teluk kemungkinan akan menyusul tren penguatan pasar dunia.

“Pelonggaran pembatasan di pasar domestik dan pemulihan harga minyak juga akan menimbulkan sentimen positif dan membuat para investor akan mengambil risiko yang diperhitungkan,” jelasnya.

Sabtu (30/5/2020 lalu, S&P Global Ratings menyatakan, perekonomian Abu Dhabi kemungkinan akan berkontraksi hingga 7,5 persen karena penurunan produksi minyak dan pandemi virus corona. Lembaga pemeringkat tersebut juga mengatakan bank sentral Uni Emirat Arab memiliki banyak bantalan untuk menjaga nilai Dirham terhadap dolar AS.

“Bantalan tersebut termasuk cadangan dana asing dan aset eksternal pemerintah yang amat besar,” demikian kutipan laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper