Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) mencatat kinerja cemerlang pada 2019. Pendapatan dan laba bersih perseroan meningkat tajam sepanjang tahun lalu.
Laporan keuangan perseroan menunjukkan, pendapatan Kapuas Prima Cola naik 17,3 persen menjadi Rp754,5 miliar. Sementara itu, laba bersih melonjak 62,3 persen menjadi Rp178,8 miliar.
Direktur Utama Kapuas Prima Coal Harjanto Widjaja mengatakan kinerja perseroan tak lepas dari peningkatan produksi logam sepanjang tahun lalu. Emiten bersandi saham ZINC itu mencatat produksi ore sebanyak 476.000 ton atau naik 39,4 persen year-on-year (yoy).
Harjanto menambahkan, realisasi produksi tersebut juga melebihi target yang dicanangkan sebesar 450.000 ton.
“Maka itu tahun ini, ZINC menargetkan produksi ore sebesar 600.000 ton. Jumlah ini di atas realisasi produksi ore perusahaan di tahun lalu,” katanya dalam siaran resmi Senin (1/6).
Perseroan juga menargetkan penjualan sebesar US$50 juta sampai dengan US$80 juta untuk produk konsentrat seng dan timbal.
Baca Juga
Di sisi lain, perseroan akan tetap memantau perkembangan perekonomian menyusul penyebaran virus corona (Covid-19) yang telah memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Harjanto mengatakan perseroan akan melihat dampak pandemi terhadap kinerja perseroan selepas Juni 2020.
Direktur Prima Kapuas Coal Hendra Susanto menambahkan sedang fokus pada bisnis inti sambil menunggu pandemi stabil sebelum memulai beberapa proyek yang sedang berjalan. Adapun proyek ZINC yang sedang berjalan saat ini proyek smelter pemurnian timbal dan pemurnian seng ZINC.
Menurutnya smelter pemurnian timbal milik perseroan saat ini akan masuk ke tahap commissioning. Setelah tahap ini dilalui, tahap berikutnya adalah ujicoba produksi secara komersial. Rencananya, smelter pemurnian timbal ZINC memiliki kapasitas sebesar 20.000 ton bullion per tahun.
Hendra mengatakan ketika beroperasi nanti, smelter ini akan menjadi smelter pemurnian timbal pertama di Indonesia. Sementara itu, terkait dengan kinerja perusahaan selama kuartal I/2020 sentimen covid-19 membuat harga global komoditas seng, timbal, dan perak turun.
Meski demikian penurunan diyakini tidak terlalu berpengaruh karena ZINC sudah mengamankan kontrak penjualan hingga bulan Juni 2020 sekitar 35.000 ton logam.
Hendra mengatakan dari kontrak penjualan tersebut sebanyak 24.000 ton merupakan penjualan konsentrat seng dan sekitar 10.500 ton timbal dan perak.
Selain itu, perseroan telah melakukan beberapa langkah antisipasi sejak Januari 2020 dengan menghentikan semua lalu lintas pekerja yang masuk dari Tiongkok untuk kembali bekerja di lokasi.
ZINC, lanjutnya, juga membangun ruang isolasi di klinik medis di lokasi penambangan dan pelabuhan serta membeli vitamin, persediaan, dan obat-obatan untuk memenuhi ketersediaan bagi karyawan dan keluarga mereka di lokasi penambangan.