Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pajak Ekspor CPO Naik, Ini Respons Astra Agro Lestari (AALI)

Meski terbebani, perusahaan menilai penaikan pajak ekspor akan mendukung iklim usaha di sektor perkebunan sawit dan turunannya.
Pekerja mengangkat buah sawit yang dipanen di Kisaran, Sumatera Utara, Indonesia./Dimas Ardian - Bloomberg
Pekerja mengangkat buah sawit yang dipanen di Kisaran, Sumatera Utara, Indonesia./Dimas Ardian - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. menilai penaikan pajak ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dimaksudkan untuk mendukung kemajuan sektor CPO di dalam negeri. 

Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa mengatakan kenaikan pajak ekspor sebesar US$5 per ton yang diterapkan Kementerian Keuangan dapat meningkatkan beban perseroan. Namun di sisi lain, kenaikan itu bermanfaat bagi industri kelapa sawit secara keseluruhan.

“Secara substansi memang meningkatkan biaya namun kita harus melihat dalam konteks yg lebih luas. Pasalnya perbedaan harga minyak bumi dan CPO yang ada saat ini maka bantuan yang diberikan untuk Program B30 tidak akan mencukupi maka pilihannya memang tidak mudah,” jelas Santosa kepada Bisnis, Senin (1/6/2020).

Untuk diketahui, Program B30 adalah program pemerintah yang  mewajibkan pencampuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen bahan bakar minyak jenis solar.

Santosa menambahkan penaikkan pungutan adalah salah satu jalan pintas yang bisa dieksekusi. Akan tetapi, lanjutnya, pengolahan B30 juga harus melakukan efisiensi biaya sehingga program ini bisa berlanjut.

Menurutnya bila program strategis itu tidak berlanjut industri kelapa sawit akan menanggung beban yang lebih berat. Pasalnya, program biodiesel memberikan permintaan CPO yang stabil ; misalnya dengan B30 memantik permintaan CPO 9 juta ton.

“Jadi bila B30 tidak berjalan maka akan ada kelebihan pasokan di tengah melemahnya permintaan global akibat pandemi Covid-19 di pasar. Akibatnya bisa jauh lebih parah karena harga CPO akan sangat tertekan,” imbuhnya.

Menurutnya kondisi saat ini bukan antara kebijakan yang atau yang buruk, tetapi pilihan kebijakan pemerintah selalu yang tidak terlalu buruk diantara berbagai pilihan yang buruk.

Lebih lanjut, Santosa mengatakan dengan kebijakan baru itu perseroan memasang strategi pemasaran yang pragmatis. Emiten bersandi saham AALI itu menjual kepada pembeli dengan harga harian terbaik bisa untuk ekspor atau domestik.

Menurutnya arus kas dan likuiditas yang harus diutamakan saat ini serta menjaga operasional dengan ketat agar tidak ada paparan virus di area perkebunan.

“Kami sekarang dalam survival mode harus tetap hidup karena ada ribuan keluarga yg secara langsung hidupnya tergantung dari Astra Agro, secara tidak langsung bisa ratusan ribu jiwa karena termasuk masyarakat sekitar, petani plasma, maupun supplier dan kontraktor,” katanya.

Pada triwulan pertama, penjualan minyak sawit dan turunannya menyumbang Rp4,43 triliun sedangkan inti sawit dan turunannya Rp313,78 miliar. Adapun segmen lainnya mencetak sekitar Rp45,57 miliar.

Sebagai informasi, Dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.57/PMK.05/2020 tentang Tarif Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Pada Kementerian Keuangan, pemerintah menyatakan bahwa perubahan tarif itu efektif mulai berlaku hari ini atau 1 Juni 2020.

Otoritas fiskal juga menjelaskan kenaikan tarif atas 24 komoditas yang berasal dari kelapa sawit, CPO maupun produk turunannya masing-masing US$5 dolar. CPO misalnya, yang jika merujuk ke PMK 136/2019, tarif yang berlaku dari 1 Januari - 31 Mei 2020 semula US$50 per ton menjadi US$55 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper