Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalbe Farma (KLBF) dan Perusahaan Bioteknologi Korsel Siapkan Bioteknologi Tangkal Corona

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan pihaknya sedang menjajaki kerjasama dengan Genexine, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang bioteknologi dan vaksin di Korea Selatan.
Ilustrasi dokter akan menyuntikkan vaksin/istimewa
Ilustrasi dokter akan menyuntikkan vaksin/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyatakan telah mempersiapkan calon produk berbasis bioteknologi hasil kerjasama dengan partner existing-nya di Korea Selatan guna menghalau penyebaran COVID-19 di Tanah Air.

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan pihaknya sedang menjajaki kerjasama dengan Genexine, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang bioteknologi dan vaksin di Korea Selatan.

“Memang ini kami antisipasi secara bertahap. Kami siapkan 10 calon produk di dalam negeri dengan basis biotechnology kerjasama dengan partner kami di Korea Selatan,” ungkap Vidjongtius dalam webinar RUPST Kalbe Farma yang digelar Senin (18/5/2020).

Sebelumnya, perseroan sendiri telah menjalin kerjasama dengan Genexine. Sehingga, baginya, tidaklah sulit untuk membangun komunikasi intens kembali.

Di samping itu, perseroan juga sedang mencoba menjalin kerjasama dengan calon partner asal China dan Eropa untuk memperkuat teknologi modernnya. 

PROYEKSI 2020

Vidjongtius menyatakan masih terlalu awal untuk mereview kembali target penjualan dan laba bersih Kalbe Farma semasa pandemi berlangsung.

Untuk diketahui, sebelumnya perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6 persen - 8 persen, dan laba bersih 5 - 6 persen secara year on year pada tahun ini.  

“Kami belum bisa memprediksi kapan COVID-19 ini bisa berakhir. Jadi kami masih wait and see dan yang penting kami lakukan pengembangan produk,” ujarnya.

Dari sisi pengadaan obat, perseroan melihat terdapat variasi tingkat penjualan untuk produk kesehatan seperti vitamin, suplemen dan obat herbal. Terutama, kenaikan yang cukup menonjol berasal dari penjualan produk obat herbal.

“Potensi kedepannya health awareness yang makin tinggi. Kami percaya growth produk herbal akan lebih besar, tidak lagi single digit tetapi menjadi double digit karena masyarakat kita aware,” sambung Vidjongtius.

Meski begitu, ia tidak menampik terdapat penurunan penjualan produk minuman dan makanan kesehatan yang terdampak pada kuartal kedua akibat dari penurunan aktivitas masyarakat di luar rumah.

 Lebih lanjut, perseroan juga memperkenalkan cara baru untuk memasarkan produk dan informasi seperti diantaranya penggunaan platform digital dan pengadaan webinar dengan dokter.  

“Kita meminimalisir dampak dengan memanfaatkan platform digital karena konsumen kita banyak yang stay at home, sehingga kami mendekatkan barang ke rumah masing-masing konsumen,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper