Bisnis.com, JAKARTA - Rencana PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) untuk menerbitkan obligasi global hingga US$750 juta atau sekitar Rp11,25 triliun (Kurs Rp15.000)terhambat oleh pandemi virus corona (Covid-19).
Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan bahwa rencana tersebut tersendat akibat belum mengantongi restu dari pemegang saham.
Semula, Delta Dunia berniat menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB)pada 8 April 2020 untuk meminta restu para pemegang saham terkait rencana penerbitan obligasi.
Namun, RUPSLB terpaksa diundur akibat penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta. Penundaan pelaksanaan RUPSLB itu pun terjadi dengan jangka waktu yang belum ditentukan hingga saat ini.
Kendati demikian, emiten jasa kontraktor tambang berkode saham DOID itu belum mengurungkan rencana emisi global bond. Pasalnya, DOID perlu melunasi utang obligasi yang diterbitkan melalui entitas anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama.
“Karena kami perlu refinancing utang kami sebesar US$350 juta yang akan jatuh tempo pada 2022,” ujar Regina saat dihubungi Bisnis, Jumat (8/5/2020).
Baca Juga
Untuk diketahui, perseroan berencana untuk menerbitkan surat utang global dengan kupon maksimal 10 persen dan nilai sebanyak-banyaknya US$750 juta yang akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).
Rencananya, perseroan akan menggunakan dana hasil emisi obligasi itu untuk membayar seluruh atau sebagian kewajiban utang perseroan yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian per 31 Desember 2019 yang telah diaudit.
Lalu, dana kas internal yang semula akan dialokasikan perseroan untuk membayar seluruh atau sebagian utang, nantinya akan difokuskan untuk mengembangkan kegiatan usaha perseroan.
Dengan demikian, perseroan berharap rencana transaksi dapat memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan dan kegiatan usaha perseroan yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah bagi kelompok usaha perseroan.