Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Perang Dagang Bikin IHSG Merah, Net Sell TLKM dan BBRI Paling Besar

Sepanjang perdagangan IHSG tak mampu bangkit dari zona merah dan bergerak pada rentang 4716,35—4576,22. Terpantau hanya sebanyak 111 saham menghijau, sedangkan 286 lainnya melemah dan 141 stagnan.
Pengunjung berjalan melintasi papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung berjalan melintasi papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Senin (13/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri lajunya di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (4/52020). Ancaman perang dagang yang kembali mengemuka jadi penekan.

Sepanjang perdagangan IHSG tak mampu bangkit dari zona merah dan bergerak pada rentang 4716,35—4576,22. Terpantau hanya sebanyak 111 saham menghijau, sedangkan 286 lainnya melemah dan 141 stagnan.

Pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri dan industri dasar yang masing-masing turun 4,62 persen dan 4,19 persen. Selain itu, sektor infrastruktur dan manufaktur juga terkoreksi lumayan yakni 3,90 persen dan 3,46 persen.

Pelemahan indeks juga dibarengi dengan aksi jual bersih investor asing yang mencapai Rp121,53 miliar di seluruh pasar dan Rp302,19 miliar di pasar regional. Sementara total transaksi di seluruh pasar mencapai Rp5,8 triliun.

Dua emiten big caps yakni TLKM dan BBRI menjadi yang paling banyak dilego asing, masing-masing membukukan net sell mencapai Rp118,6 miliar dan Rp200,6 miliar. Adapun kinerja keduanya hari ini turut tertekan yakni terkoreksi 5,14 persen (TLKM) dan 3,66 persen (BBRI).

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan ketakutan akan kembalinya perang dagang antara Amerika Serikat dan China akibat pernyataan Presiden AS Doland Trump yang akan kembali menaikkan bea masuk membuat pelaku pasar panik.

“Di sisi lain, investor juga melakukan aksi profit taking setelah penguatan signifikan di hari Kamis lalu,” ujarnya, Senin (4/5/2020).

Senada, analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengemukakan hal yang sama. Menurutnya, kepanikan pelaku pasar akan terulangnya trade war tak hanya tercermin dari bursa Indonesia, tapi bursa lain di global juga mengalami hal yang sama.

“Lihat saja [bursa] Eropa juga merah,” imbuhnya.

Terpantau per pukul 16.00 WIB, indeks FTSE 100 di London turun 0,49 persen, sedangkan indeks Xetra Dax Frankfurt juga turun 3,69 persen. Bursa Asia juga tak jauh berbeda, indeks Hangseng Hongkong terpantau terkoreksi 4,18 persen dan indeks Strait Times Singapura terkoreksi 2,32 persen.

Di sisi lain, Nafan menyebut pelemahan hari ini yang dipimpin oleh sektor aneka industri dan industri dasar mencerminkan tertekannya kedua sektor tersebut akibat anjloknya aktivitas manufaktur Indonesia.

Pasalnya, HIS Markit melaporkan Purchasing Managers Index (PMI) Indoensia pada April 2020 ada di angka 27,5, turun tajam dibandingkan bulan Maret yang ada di kisaran 43,5. Angka tersebut sekaligus terendah sepanjang sejarah.

“Hari ini terendah hanya miscelanous industry, kedua ada basic industry. Keduanya juga merupakan bagian dari manufaktur. Hari ini manufaktur juga -3,46 persen, infra lebih lebih lemah lagi -3,90 persen,” tuturnya.

Nafan menyebut hal ini merupakan efek domino dari terhentinya aktivitas akibat pandemi Covid-19, yang mana negara-negara pengekspor ke dalam negeri mengalami lockdown, sehingga aktivitas ekspor mereka terganggu.

Hal tersebut turut menekan kinerja emiten-emiten yang ada di sektor terkait. Menurutnya, hal ini masih akan berlangsung selama pandemi Covid-19 belum mereda di global maupun Indonesia.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper