Bisnis.com, JAKARTA—PT MNC Land Tbk. (KPIG) mencatatkan kenaikan pendapatan sepanjang 2019 mencapai 7,94 persen. Namun, laba perseroan menyusut dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per akhir Desember 2019, perseroan membukukan pendapatan Rp1,06 triliun sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp992,45 miliar.Dengan kata lain pertumbuhan pendapatan MNC Land mencapai 6,8 persen.
Pendapatan perseroan paling besar datang dari bisnis hotel, resor dan golf sebanyak Rp502,67 miliar. Diikuti bisnis jasa keamanan dan lainnya, bisnis sewa ruang perkantoran, dan bisnis apartemen yang masing-masing sebesar Rp354,416 miliar, Rp186,01 miliar, dan Rp23,52 miliar.
Meskipun demikian, pencapaian tersebut tertekan oleh beban pokok pendapatan perseroan yang juga naik signifikan mencapai Rp666,86 miliar atau naik 17,74 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp566,37 miliar.
Kenaikan beban pokok tersebut berasal dari hampir seluruh lini bisnis KPIG, kecuali bisnis apartemen. Sebagai rincian, kenaikan beban pokok bisnis hotel resort dan gold sebesar 16,32 persen, bisnis jasa keamanan sebesar 16,21 persen, dan bisnis sewa ruang kantor sebesar 68,12 persen.
Kenaikan beban pendapatan tersebut juga menyebabkan laba perseroan menyusut tajam. Per akhir Desember 2019 laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk perseroan hanya Rp259,72 miliar, susut 58,10 persen dibandingkan per akhir 2018 yang mencapai Rp619,84.
Sementara itu dari pos liabilitas, kewajiban perseroan juga tercatat naik 19,90 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari semula Rp4,58 triliun menjadi Rp5,49 triliun. Adapun liabilitas tersebut terdiri atas liabilitas jangka pendek Rp1,55 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp1,04 triliun.
Adapun total ekuitas perseroan juga tercatat naik signifikan hingga 79,52 persen. Per akhir Desember 2019, ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik perseroan mencapai Rp22,77 triliun, sedangkan per akhir Desember 2018 hanya Rp12,68 triliun.
Kemudian dari pos aset, total aset perseroan melambung 63,09 persen, dari sebelumnya Rp17,52 triliun menjadi Rp28,57 triliun atau naik 63,09 persen. Utamanya, kenaikan jumlah aset ini berasal dari aset tidak lancar perseroan yakni aset tetap yang naik menjadi Rp13,64 triliun dari yang semula Rp3,94 triliun.