Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Akhir Pekan, Saham Global Berguguran

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen pada Jumat (24/4/2020), dan saham berjangka AS, S&P 500 e-minis, turun 0,56 persen.
Investor mengamati papan perdagangan saham di sebuah kantor perusahaan sekuritas di Shanghai, China./ Qilai Shen - Bloomberg
Investor mengamati papan perdagangan saham di sebuah kantor perusahaan sekuritas di Shanghai, China./ Qilai Shen - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Asia dan bursa berjangka Amerika Serikat terpantau turun didorong oleh kekhawatiran atas terganggunya pertumbuhan global akibat virus Corona.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,4 persen pada Jumat (24/4/2020), dan saham berjangka AS, S&P 500 e-minis, turun 0,56 persen.

Dilansir melalui Al Jazeera, saham di China, tempat virus Corona pertama kali muncul akhir tahun lalu, mengalami penurunan 0,79 persen.

Ekonom HSBC Frederic Neumann dalam catatan kepada klien, meskipun pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan kembali ke Asia Pasifik tahun ini, dipimpin oleh China, tingkat output pada kuartal keempat hampir tidak akan berada di atas 1 persen dari tahun sebelumnya.

Kembalinya pertumbuhan itu cukup memberikan optimisme, terutama untuk pasar keuangan kesulitan.

"Tetapi kekurangan kumulatif dalam permintaan juga akan menyebabkan tekanan keuangan beberapa pemberi pinjaman dan mempengaruhi lapangan pekerjaan yang masih tersisa," kata Neumann, seperti dikutip melalui Al Jazeera, Jumat (24/4).

Di Jepang, saham dalam indeks Nikkei turun 0,84 persen di tengah kekhawatiran tentang risiko penyebaran infeksi sebelum libur panjang Golden Week mulai 29 April hingga awal Mei.

Gubernur Tokyo Yuriko Koike menyarankan pada Kamis (23/4/2020), bahwa liburan diperpanjang dan orang-orang harus tetap tinggal di rumah untuk menekan penyebaran virus.

Saham di Korea Selatan, yang telah mendapat pengakuan karena langkah-langkah agresifnya untuk mengatasi virus corona, turun 1,11 persen.

Saham berjangka Euro Stoxx 50 turun 2,23 persen, DAX Jerman turun 2,19 persen, dan FTSE turun 1,36 persen. Sementara itu, saham Australia melawan tren, naik 0,71 persen berkat kenaikan di sektor energi dan sumber daya.

Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di perusahaan manajemen kekayaan yang berbasis di New York Inverness Counsel, mengatakan sensitivitas pasar terhadap berita terkait penanganan Covid-19 mencerminkan keputusasaan investor untuk sinyal penguatan ekonomi global.

"Setiap berita buruk kemungkinan akan mengguncang pasar. Para investor sangat menyukai kabar tentang harapan kapan kondisi dapat kembali normal," ujarnya.

Salah satu contohnya adalah S&P 500 dan Nasdaq yang berubah negatif pada penutupan Kamis (23/4/2020), setelah sebuah laporan bahwa remdesivir, obat antivirus Gilead Sciences Inc telah gagal membantu pasien Covid-19 dalam uji klinis pertamanya. Gilead mengatakan temuan itu tidak meyakinkan karena studi yang dilakukan di China dihentikan lebih awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper