Bisnis.com, JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. bakal mengkaji ulang target kinerja perseroan tahun ini setelah melihat performa keuangan pada semester I/2020.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyampaikan perusahaan berencana memangkas target earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA)yang semula ditargetkan mencapai US$120 juta hingga US$150 juta.
Penyesuaian ini, lanjutnya, akan dilakukan setelah melihat performa kinerja di kuartal II/2020.
"Yang pasti target efisiensi tetap dilakukan. Untuk target EBITDA, saat ini belum bisa disampaikan, karena koreksi baru bisa dilakukan setelah melihat kondisi di kuartal kedua," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (20/4/2020).
Krakatau Steel juga akan mengkaji ulang rencana divestasi sejumlah anak usaha pada tahun ini terkait dengan kondisi penyebaran virus corona baru atau Covid-19.
Sejumlah perusahaan yang akan didivestasikan adalah PT Kraktau Bandar Samudera (KBS) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI).
Baca Juga
Sepanjang kuartal I/2020, perseroan tengah berupaya menyiapkan realisasi rencana itu. Eksekusi rencana divestasi mulanya diperkirakan akan mulai dilakukan pada kuartal II/2020.
Memasuki bulan pertama kedua II/2020, Silmy Karim menyatakan pihaknya masih mengkaji ulang rencana divestasi tersebut. Hal ini disebabkan oleh penyebaran virus corona yang menghadirkan faktor ketidakpastian bagi dunia usaha.
“Rencana divestasi sedang kami review, ini berkaitan dengan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Sehingga kita mesti mencari waktu yang tepat,” tuturnya.
Upaya divestasi anak usaha ini merupakan bagian dari komitmen perseroan terhadap restrukturisasi pinjaman bank US$2 miliar pada awal tahun.
Perseroan membidik sedikitnya US$1 miliar dari divestasi anak usaha selama 3 tahun, mulai 2019. Silmy menambahkan, di luar rencana divestasi, perseroan kini lebih berfokus pada upaya bertahan di tengah pandemi virus corona.
Pasalnya, dia mengatakan bahwa pandemi ini telah mulai membuat permintaan turun.
“Kami fokus menjaga agar Krakatau Steel bisa tetap survive walaupun kena dampak melemahnya demand akibat Covid-19,” ujarnya.
Selain divestasi, fokus lain perseroan pada tahun ini adalah efisiensi. Biaya operasional per bulan akan ditekan ke kisaran US$16,5 juta. Adapun posisi per awal Februari adalah US$18 juta per bulan.
Adapun, terkait rencana divestasi, sejumlah pihak diketahui sudah menyatakan ketertarikannya. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation berencana mengambil alih KBS, namun masih menunggu proses valuasi.
Sementara itu, PT PP (Persero) Tbk. diketahui berminat terhadap KTI. Namun, PT PP sebelumnya menyatakan rencana tersebut masih terganjal kesepakatan porsi kepemilikan yang akan dijual. Emiten konstruksi ini ingin memiliki saham mayoritas di perusahaan tersebut.